JLL : Penyerapan Rumah Tapak di Jabodetabek Terus Berlanjut
Rabu, 26 Januari 2022 | 15:50 WIB
JAKARTA, KabarProperti.id – Minat pasar terhadap rumah tapak terbukti masih cukup tinggi, terlihat dari respon positif pasar terhadap produk-produk baru yang diluncurkan oleh pengembang. Program pemerintah seperti insentif PPN dan relaksasi LTV, disertai dengan berbagai promosi dan penawaran cara pembayaran yang fleksibel oleh pengembang juga mendorong tingginya penjualan rumah tapak.
Demikian diungkapkan Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL, perusahaan layanan profesional terkemuka yang memiliki spesialisasi dalam manajemen real estate dan investasi saat Media Briefing 4Q 2021, Rabu (26/1/2022).
”Beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka. Kawasan perumahan dengan fasilitas lengkap dan sudah berkembang menjadi daya tarik pembeli. Kelanjutan insentif PPN untuk pasar properti diharapkan dapat meningkatkan sentimen positif di sektor perumahan,” ujar Vivin Harsanto.
Sementara James Allan, Country Head JLL mengatakan, pandemi merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti di Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi khususnya pergudangan logistik, pusat data atau data centre, dan rumah tapak. Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing.
Ditambahkan Yunus Karim, Head of Research JLL, dampak negatif pandemi terasa di sepanjang tahun 2021 untuk sektor perkantoran sehingga menyebabkan tingkat hunian tertekan di angka 73% untuk kawasan CBD dan 74% untuk kawasan Non-CBD.
BACA JUGA : Optimis Lebih Baik, Tahun 2022 Perbankan dan Properti Tancap Gas
Beberapa gedung yang diperkirakan akan selesai dibangun mengalami penundaan sehingga hanya ada tambahan sebesar 76 ribu meter persegi untuk kawasan CBD dan 38 ribu meter persegi di kawasan Non-CBD.
Permintaan di tahun 2021 didorong oleh para peritel yang melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan yang baru mulai beroperasi. Industri makanan dan minuman masih menjadi penyewa yang paling aktif dalam melakukan ekspansi, diikuti oleh penyewa fast fashion. Tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil meskipun terdapat pasokan baru. Di tahun 2022, pasokan pusat perbelanjaan baru diperkirakan bertambah sebesar ±150 ribu meter persegi.
Secara umum, penjualan kondominium masih terpantau lemah di sepanjang tahun 2021, terutama untuk proyek kelas atas. Kondisi pasar yang belum pulih juga ditandai dengan minimnya pasokan kondominium baru yang diluncurkan pada tahun ini. Pengembang masih fokus terhadap aktivitas penjualan proyek eksisting dengan melanjutkan kegiatan promosi untuk menarik konsumen.”
Sementara Angela Wibawa, Head of Office Leasing mengatakan,aktivitas di triwulan keempat terlihat mengalami sedikit peningkatan yang didominasi oleh sektor teknologi. Akan tetapi, banyaknya jumlah pasokan ruang perkantoran yang tersedia dan terbatasnya permintaan membuat harga sewa tetap tertekan.
BACA JUGA :Strategi Omnichannel, Kunci Gaet Pencari Properti Milenial
Para perusahaan masih melakukan upaya untuk meminimalisasi biaya dan tren pengurangan luas perkantoran juga masih terjadi. Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih tertekan di angka 66%.
Sedangkan Farazia Basarah, Head of Logistics and Industrial JLL mengatakan, tidak ada pasokan baru yang selesai dibangun di akhir tahun 2021. Beberapa proyek masih dalam proses konstruksi dan direncanakan akan mulai beroperasi di pertengahan tahun 2022.
Pada triwulan ini permintaan positif masih didominasi oleh penyedia jasa logistik yang terus berekspansi sehingga membuat membuat tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek meningkat ke angka 94%. Sebagai salah satu penyewa ruang pergudangan modern di Jabodetabek, perusahaan e-commerce terlihat bekerja sama dengan penyedia jasa logistik berkontribusi dalam penggunaan gudang sebagai pusat distribusi dan ruang transit.