Korporasi

Seimbangkan Komposisi Pendapatan, MNC Land Akan Genjot Proyek Residensial

Rabu, 12 Agustus 2020 | 17:00 WIB

JAKARTA, KabarProperti.id PT MNC Land Tbk (KPIG) selama ini memiliki pendapatan berulang (recurring income) yang mendominasi yakni hingga 90% dari total pendapatan. Untuk itu lini bisnis poperti milik MNC Group ini akan akan menggenjot penjualan proyek residensial untuk menyeimbangkan komposisi pendapatan.

Wakil Direktur Utama MNC Land Andrian Budi Utama mengatakan, perseroan akan mempersiapkan produk-produk untuk mendorong penjualan seperti dari residensial dan ruko.   “Ke depan, kami targetkan recurring dan penjualan properti akan lebih seimbang, yakni 60% dan 40%,” kata dia dalam Public Expose KPIG di iNews Tower, Selasa (11/8/2020).

Direktur MNC Land Alex Wardhana memerinci, kontributor terbesar pendapatan adalah hotel dan resort sebesar 47%, diikuti penjualan service, jasa keamanan dan cleaning service sebesar 32%.Adapun sewa kantor berada di posisi ketiga.

Baca juga : Target Marketing Sales 2020 Direvisi Jadi Rp2,5 Triliun, Oktober Summarecon Luncurkan Proyek Baru di Bogor

Senada dengan Andrian, dia menegaskan fokus ke depan adalah penjualan residensial. Sebab, lahan perseroan di Lido sangat besar. “Potensinya sangat luar biasa. Mungkin setelah Covid-19, kami akan bisa lihat pasarnya,” kata dia.

Di sisi lain, perseroan terus mengembangkan proyek kota resor paling maju dan terintegrasi, MNC Lido City, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luas areanya mencapai 3.000 hektare (ha) dengan keunggulan hawa sejuk di atas 600-700 meter laut, serta pemandangan dua gunung, yakni Salak dan Gede-Pangrango. Di Lido, perseroan membangun dan mengembankan Trump International Lido yang terdiri dari produk resor, golf club dan juga residensial.

Di kawasan yang sama pula, MNC Land membangun MNC Park, MNC World hingga studio film Movie Land & Music Festival Venue. Adapun di Bali, perseroan mengembangkan MNC Bali Resort seluas 107 ha. Proyek ini mengembangkan lifestyle resort terbesar dan paling terintegrasi di Bali. Rencana utamanya terdiri dari Trump International Resort, Golf Club, Beach Club dan Trump International Residences.

Baca juga : Semester I/2020, KPR Bank BTN Tumbuh 2,47%

Sayap bisnis MNC Land lainnya ialah gedung perkantoran di Jakarta, Surabaya dan Bali, kemudian juga merambah ke co-working place. Adapun hotel milik perseroan yakni The Park Hyatt Jakarta, The Westin Resort Bali, Oakwood Hotel & Residence Surabaya yang menjadi portofolio bisnis hospitality.

Andrian mengatakan, pihaknya optimis bahwa kinerja perseroan di semester II-2020 akan mengalami peningkatan.”Kalau semester II 2020 mungkin akan lebih baik sedikit dari semester I tentu saja, tapi bagaimana baiknya mungkin juga tidak akan meloncat secara signifikan. Memang harapan kita sebetulnya vaksin (Covid-19) bisa segera ditemukan atau diedarkan,” ujar Andrian.

Andrian menambahkan, optimisme tersebut juga didorong dengan adanya tren peningkatan yang terjadi belakangan ini, seperti hotel di Lido, Sukabumi dan Surabaya.”Jadi, yang tadinya di bawah 5% sekarang sudah mencapai 30% kadang-kadang mencapai 40%, terutama di weekend sudah recovery,” kata dia.

Sementara Alex menyampaikan, pihaknya tidak bisa memprediksi membutuhkan waktu berapa lama untuk recovery bisnis hotel akibat pandemi Covid-19. Perseroan memproyeksikan recovery akan terjadi sampai September 2020.

Baca juga : Rolling Hills, Perumahan Baru di Karawang Tawarkan Rumah Rp499 Jutaan

KPIG berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan selama tahun 2019. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,06 triliun atau meningkat 7% dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, sepanjang tahun 2019 MNC Land berhasil mencatatkan kenaikan total aset sebesar Rp28,5 triliun dibanding tahun 2018 sebesar Rp17,5 triliun. Penambahan aset ini terjadi karena dua faktor, pertama, dilakukannya evaluasi harga awal yang terlalu rendah sebab market telah naik dan yang kedua, pembangunan-pembangunan jalan.

Alex menyampaikan, dari total liabilities MNC Land juga mengalami sedikit peningkatan terkait program pengembangan yang dilakukan dengan pendanaan dari pihak ketiga. Hal ini juga menyebabkan total equity mengalami peningkatan, di mana pada tahun 2018 sebesar Rp12,9 triliun dan di tahun 2019 menjadi Rp23,08 triliun.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button