Market

Kuartal III 2020, Investasi Properti Asia Pasifik Tunjukan Tanda Pemulihan

Kamis, 19 November 2020 | 05:00 WIB

JAKARTA, KabarProperti.id – Investasi properti di Asia Pasifik menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kuartal ketiga tahun 2020. Nilai transaksi langsung mencapai US$35 miliar pada periode Juli hingga September 2020. Sejauh ini volume transaksi meningkat sebesar 35% dibanding kuartal lalu, meski realisasi pada kuartal ketiga turun sebesar 19% dibanding tahun lalu. Aktivitas transaksi menunjukkan peningkatan di sejumlah pasar utama di tengah meningkatnya kepercayaan investor untuk menanamkan modal, menurut JLL (NYSE: JLL).

Geliat investasi di kuartal ketiga didorong oleh peningkatan aktivitas di sejumlah pasar Asia Utara, terutama di China (-10% year-on-year), Korea Selatan (-2% year-on-year) dan Jepang (-18% year-on-year). Aktivitas transaksional meningkat seiring dimulainya kembali aktivitas ekonomi di masing-masing negara. Secara bersamaan, Tokyo dan Seoul muncul sebagai dua kota teratas didunia untuk investasi di tahun berjalan 2020, menurut riset JLL

Aktivitas investasi di Australia (-45% secara tahunan) dan Hong Kong (-27% secara tahunan) masih tetap lemah selama kuartal tersebut.

“Pertanda utama dimulainya kembali aktivitas investasi muncul pada kuartal ketiga, dengan volume investasi yang meningkat di China, Korea, dan Jepang. Sementara ketidakpastian akan tetap ada di masa mendatang, namun kami percaya bahwa penurunan aktivitas transaksi telah mencapai titik terendah dan kami optimis untuk kuartal keempat akan terus bertumbuh,” kata Stuart Crow, CEO, Capital Markets, Asia Pacific, JLL

Temuan utama yang disampaikan oleh JLL pada kuartal ketiga tahun 2020 meliputi:

  • Peningkatan kinerja logistik dan pusat data: Selama kuartal ketiga, pasar industri yang lebih luas menunjukkan kinerja yang kuat dengan pertumbuhan transaksi mencapai 76% dibanding tahun lalu, dimana bisnis logistik dan pusat data menjadi pendorong utama. Keduanya masing-masing menyumbang 70% dan 31% untuk bisnis Jepang dan China pada kuartal ketiga tahun 2020. Bisnis perkantoran di Asia Pasifik turun 35% dibanding tahun lalu, sementara bisnis ritel dan hotel masing-masing turun 51% dan 87% (y-o-y) pada periode yang sama.

Baca juga : Jadi Penggerak Perekonomian, Sektor Properti Butuh Perhatian Serius Pemerintah

  • Mengembalikan kepercayaan investor: Menumbuhkan kembali kepercayaan para investor selama masa pemulihan ditunjang oleh kembalinya aktifitas para manajer investasi di kuartal ketiga. Sebaliknya, kegiatan di paruh pertama 2020 didominasi oleh investor pribadi karena manajer investasi menunggu kejelasan sebelum menaruh modal.

Baca juga : Tingkat Hunian dan Serapan Perkantoran Capai Rekor Terendah

  • Biaya modal semakin berkurang: biaya modal turun tajam dalam 6 bulan terakhir, hal ini meningkatkan daya akuisisi pembeli saat mereka ingin memanfaatkan margin yang tipis. Biaya pendanaan yang berkurang 50-100 bps (secara ytd), semakin mendorong para manajer investasi untuk kembali ke pasar

“Jumlah investor yang kembali lebih banyak di kuartal ketiga, menegaskan hasrat mereka terhadap aset-aset di Asia Utara serta properti yang berhubungan dengan logistik dan pusat data. Kami sangat yakin bahwa di kuartal keempat akan ada peluang yang lebih luas di seluruh kawasan, terutama di beberapa kelas seperti multifamily dan pasar yang sedang menguat seperti Singapura,” kata Regina Lim, Kepala Riset Pasar Modal, Asia Pasifik.

“Di Indonesia, sektor logistik tetap menjadi fokus bagi para investor sebagai sektor yang terus menunjukkan kinerja yang kuat selama masa pandemi. Meskipun memiliki berbagai tantangan, para pengembang baik lokal maupun internasional kemungkinan besar akan tetap aktif di sektor perumahan sementara sektor pusat data terus menarik minat investor sebagai kelas aset yang sedang berkembang.” kata James Taylor, Head of Research, JLL Indonesia

Baca laporan lengkap di sini.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button