Citra Harum BTN di Tengah Pusaran Ekosistem Perumahan
Jum'at, 18 Februari 2022 | 10:00 WIB
JAKARTA, KabarProperti.id – Raut wajah Rahniawan Qnoy sumringah saat menceritakan bahwa ia belum lama ini melakukan pelunasan rumah yang dibelinya melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank BTN. Ayah tiga anak ini melakukan pelunasan empat tahun lebih cepat dari yang seharusnya.
“Alhamdulillah ada rejeki, jadi saya lunasin lebih cepat. Daripada uangnya buat yang lain, lebih baik untuk rumah karena rumah sangat penting,” ujar Qnoy sambil tersenyum bahagia.
Qnoy mengaku bersyukur karena di usianya yang baru 36 tahun, ia sudah bisa memiliki rumah di perumahan Ambar Bogor Regency 2, yang lokasinya tidak jauh dari tempatnya bekerja di RS PMI, Bogor. Apalagi sebelum memiliki rumah, ia kerap pindah rumah kontrakan yang sangat merepotkan.
“Terima kasih kepada Bank BTN yang sudah memasilitasi saya sehingga bisa memiliki rumah tipe 36/72. Semoga semakin banyak lagi generasi milenial yang bisa memiliki rumah melalui Bank BTN,” kata Qnoy.
Ucapan Qnoy diamini Agung (27), pekerja swasta di Jakarta yang kini masih mengontrak rumah di Bogor. Ayah satu anak ini mengaku berniat, berdoa, dan berikhtiar untuk membeli rumah melalui Bank BTN. “Selama ini banyak yang membeli rumah melalui fasilitas KPR dari BTN yang memiliki track record baik sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan di Indonesia,” kata Agung.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memang sudah memiliki pengalaman panjang dalam penyaluran KPR di Indonesia. Sejak KPR diluncurkan pertama kalinya di Indonesia oleh Bank BTN pada 10 Desember 1976, Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp 352 triliun dan mewujudkan rumah impian ke lebih dari 5 juta keluarga di Indonesia.
Dari keseluruhan pembiayaan KPR senilai Rp 352 triliun, sebanyak lebih dari 76% mengalir ke segmen KPR Subsidi. Sementara sisanya mengalir ke segmen KPR non subsidi. Dengan pencapaian tersebut, tak heran Bank yang dulunya bernama Postpaarbank telah menjadi kontributor utama pada Program Sejuta Rumah (PSR) pemerintah. Kontribusi Bank BTN rata-rata 60% per tahunnya, baik untuk pembiayaan kepemilikan maupun kredit konstruksi bagi developer.
Dengan pengalaman panjang itu, tak heran pula jika di dalam ekosistem perumahan, BTN memiliki peran penting dan telah memiliki citra yang harum. Citra perusahaan merupakan persepsi dari suatu organisasi yang direkam di memori konsumen dan berkerja sebagai filter yang mempengaruhi persepsi terhadap perusahaan.
BTN telah menjadi tulang punggung pemerintah dalam menyediakan akses pembiayaan rumah bagi jutaan rakyat Indonesia. Sementara di tengah pemulihan ekonomi nasional, BTN telah menunjukkan konsistensi dan komitmennya menjadi mitra pemerintah dalam mendukung sektor properti untuk bangkit di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Organisasi pengembang seperti REI, APERSI, Himperra, Apernas Jaya, dll merupakan mitra kerja utama BTN. Bagi organisasi pengembang, BTN memiliki sejarah panjang dan sudah terbukti berkomitmen fokus membiayai perumahan sehingga perannya sangat dirasakan benar oleh para pengembang. Untuk itu mereka terus mendukung berbagai upaya untuk membesarkan BTN.
Ekosistem Perumahan Sangat Penting
Menurut pengamat perumahan Sulis Usdoko, ekosistem perumahan sangat penting di tengah upaya pemerintah yang sedang menggencarkan pembangunan perumahan. Pasalnya, agar program perumahan bisa berkelanjutan, pemerintah dan pelaku usaha harus bisa membentuk ekosistem perumahan.
“Ekosistem perumahan memerlukan pendekatan yang holistik dan sangat kompleks. Perlu perhatian khusus dari pelaku usaha dan dukungan dari pemerintah,” ujar Sulis seraya mengatakan kolaborasi pemerintah sebagai pembuat kebijakan dengan perbankan sebagai lembaga mediasi dan pengembang selaku penyedia perumahan haruslah selalu berorientasi pada kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Ekosistem perumahan, yang terdapat peran BTN di dalamnya, memang harus terus ditingkatkan kualitasnya dan didorong untuk terus berkembang di masa datang. Pasalnya, kebutuhan perumahan sangat besar. Bahkan, selisih antara kebutuhan rumah dan persediaan (backlog) perumahan masih cukup tinggi di Indonesia. Jumlahnya mencapai tidak kurang dari 11 juta. Sementara itu, kebutuhan perumahan bertambah sekitar 500 ribu per tahun
Dalam ekosistem perumahan, Bank BTN memiliki peran sebagai enabler (perusahaan yang menyediakan solusi penuh) yang memberikan pembiayaan dari sisi supply melalui kredit konstruksi kepada developer maupun dari sisi demand dengan memberikan KPR kepada masyarakat.
Bank BTN berkolaborasi dengan developer menciptakan strategi pemasaran dengan mempertemukan sisi supply dan demand. Selain itu, Bank BTN juga secara konsisten melakukan pernyempurnaan proses bisnis penyaluran KPR sehingga menjadi lebih mudah, cepat dan tepat sasaran.
Selain pengembang dan masyarakat, pihak lain yang penting dalam ekosistem perumahan adalah notaris untuk legalitas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk perizinan tanah, serta Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) untuk jasa appraisal.
Sementara, mitra lain yang saat ini menjadi sumber dana pembiayaan perumahan antara lain BP Tapera, SMF, BPJS Ketenagakerjaan, serta Tabungan Wajib Perumahan TNI Angkatan Darat (TWP AD). “Ekosistem perumahan ini akan dapat membantu laju pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan seluruh sektor pendukung properti. Oleh karena itu Bank BTN berharap sinergi dan kolaborasi yang produktif dari seluruh stakeholder,” kata Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN.
Hal yang sama dikatakan Nixon LP Napitupulu, Wakil Direktur Utama BTN, bahwa ekosistem perumahan harus diperkuat dengan sinergi yang erat dan hubungan yang saling menguntungkan.
Untuk terus mendorong terbentuknya ekosistem perumahan di Indonesia, Bank BTN juga telah bekerjasama dengan BP Tapera. “Ekosistem perumahan yang telah diciptakan Bank BTN akan mempermudah perseroan dalam berkolaborasi mengurangi angka backlog perumahan yang masih tinggi. Kerjasama Bank BTN dan BP Tapera merupakan bagian dari ekosistem perumahan yang akan terus kami jaga untuk memenuhi kebutuhan MBR memiliki rumah idaman,” kata Hirwandi Gafar, Direktur Consumer and Commercial Banking Bank BTN.
BTN juga telah melibatkan peran serta perguruan tinggi yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mendorong terbentuknya ekosistem perumahan di Indonesia. “Perguruan tinggi juga mendorong industri properti tumbuh karena menghasilkan ahli-ahli yang akan mendorong peningkatan sektor perumahan. Setelah UMM kita akan masuk juga ke Universitas Brawijaya dan kampus-kapus lainnya,” ujar Haru.
Di tengah Pandemim Kinerja BTN Tetap Kinclong
Ditengah tantangan yang semakin tinggi, dan meski juga terkena efek dari pandemi Covid-19, BTN tetap menorehkan kinerja yang baik. Sepanjang tahun 2021 lalu, laba bersih Bank BTN melonjak 48,3% menjadi Rp2,37 triliun.
Kenaikan laba bersih Bank BTN ini ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 5,66%, dari Rp260,11 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp274,83 triliun pada tahun 2021 (year on year/yoy). Penyaluran kredit perseroan tahun 2021 tumbuh lebih tinggi berada di atas rata-rata kredit industri perbankan pada kisaran 5,24%.
KPR Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 8,25% yoy menjadi Rp130,68 triliun pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp120,72 triliun. Adapun KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 4,14% yoy menjadi Rp83,25 triliun pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp79,93 triliun.
Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90%. Sementara KPR secara nasional Bank BTN menguasai pangsa pasar sekitar 40%.
Pertumbuhan kredit tersebut disertai dengan penurunan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank BTN yang tercatat sebesar 3,70% pada tahun 2021, berkurang jauh dari tahun 2020 di kisaran 4,37%. Adapun NPL Nett juga membaik dari 2,06% tahun 2020 menjadi 1,20% tahun 2021.
Senantiasa Menghadirkan Program Maupun Produk Inovatif
Mengapa BTN bisa mencetak kinerja yang baik di tengah pandemi? Untuk diketahui, pada periode 2019-2020, saat perekonomian nasional terhimpit krisis dan penyaluran kredit industri perbankan mengalami kontraksi 2,5%, BTN merupakan satu dari sedikit bank yang berhasil membukukan pertumbuhan kredit.
“Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder, terutama pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti,” ujar Haru.
Sektor perumahan yang tangguh melewati masa krisis ekonomi akibat pandemi, salah satunya karena berbagai insentif yang diberikan pemerintah yang berhasil menjaga daya beli konsumen, telah melahirkan peluang di tengah pandemi. Oleh BTN, peluang itu digarap dengan baik karena BTN telah siap dengan berbagai strategi yang dijalankan.
Pencapaian BTN yang baik sampai saat ini, kata Haru, tidak lepas dari upaya BTN yang senantiasa menghadirkan program maupun produk inovatif yang tidak hanya membantu masyarakat tetapi juga seluruh stakeholder sektor properti.
“Inovasi tersebut terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat di era digitalisasi serta trend di sektor properti. Oleh karena itu, menginjak usia KPR ke 45, BTN siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan,” kata Haru.
Lebih lanjut Haru mengatakan, dalam ekosistem perumahan nasional, Bank BTN menciptakan layanan one stop shopping perumahan di era digital. One stop shopping yang dimaksud adalah Bank BTN menyediakan layanan digital dari mulai pencarian rumah, pembelian rumah, pembiayaan perumahan, pembangunan/renovasi rumah, penyewaan, penjualan dan dukungan pembayaran utilitas di perumahan.
Kesiapan BTN dalam digital mortgage ecosystem sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015 dimana Bank BTN merilis portal www.btnproperti.co.id disusul peluncuran website dan aplikasi www.rumahmurahbtn.co.id untuk penjualan rumah lelang. “Keduanya terus kami tingkatkan fiturnya, khusus BTN Properti kami telah ubah tampilanya sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat untuk membeli dan mengajukan KPR/KPA,” kata Haru.
Untuk melengkapi digitalisasi dalam ekosistem perumahan, pada HUT KPR ke 45, Bank BTN meluncurkan aplikasi baru, yaitu Smart Residence yaitu aplikasi yang mempermudah hubungan antara penghuni dan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi sampai dengan keluhan atau pengaduan. Aplikasi Smart Residence, menurut Haru, dapat mempermudah penghuni mengakses pengelola properti dan mempermudah pembayaran tagihan.
Optimistis Bisa Menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada Tahun 2025
Nixon mengatakan, untuk mempertahankan performa positif tersebut, Bank BTN telah menginisiasi beragam transformasi, di antaranya memperkuat akses kredit ke segmen dengan potensi pertumbuhan besar, yakni segmen dengan permintaan tinggi seperti MBR, milenial, kaum urban, dan rantai bisnis di industri tersebut.
Bank BTN juga terus meningkatkan penghimpunan dana murah dengan memfokuskan cabang dan outlet sebagai point of sales and services sehingga proses kredit dilakukan di tingkat regional. “Langkah ini telah kami lakukan sebelum pandemi dan hingga kini strategi tersebut sukses membawa Bank BTN mampu mengarungi badai pandemi,” kata Nixon.
Dengan melihat kinerja tersebut, Bank BTN optimistis bisa menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025 “Dominasi Bank BTN dalam penyaluran KPR merupakan modal kuat bagi perseroan untuk mewujudkan visi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia tahun 2025. Kami optimistis bisa mencapai visi tersebut,” ujar Nixon.
Tahun 2022, BTN Tancap Gas
Dengan strategi yang dijalankan, BTN yang kini telah berusia 72 tahun, optimistis penyaluran kredit perumahan pada tahun 2022 dapat tumbuh 10 persen. Untuk itu, di awal tahun 2022, BTN langsung tancap gas. BTN memacu penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP). Hasilnya BTN mencatat penyaluran baru KPR Sejahtera mencapai 13.192 unit per Januari 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 2.302 unit.
“Bank BTN menjadi yang terdepan karena kami mengoptimalkan seluruh kanal distribusi untuk KPR Sejahtera, bekerjasama dengan developer, para agen properti serta menyelenggarakan akad KPR Sejahtera secara massal di seluruh Kantor Cabang Bank BTN,” kata Haru.
Untuk memperlancar proses penyaluran KPR Sejahtera, Haru menambahkan, Bank BTN tak segan melakukan upaya “jemput bola”.
Dengan dibukanya keran FLPP tanpa kuota, Haru mengaku Bank BTN menerapkan strategi “all out”, misalnya menggalang kerjasama dengan swasta maupun instansi yang memiliki debitur potensial sesuai dengan persyaratan Bank BTN, menggandeng para developer yang mulai aktif melakukan penjualan dan membuka lahan baru untuk dibangun perumahan subsidi.
“Saat ini, semua Bank berkompetisi untuk dapat memenangkan pasar KPR Sejahtera, karena itu Bank BTN dengan pengalaman yang panjang memberikan kualitas pelayanan kredit yang lebih baik dan cepat akan menjadi nilai tambah,” kata Haru.
Di samping itu, Haru menjelaskan, Bank BTN terus mencari pasar yang potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun program KPR Subsidi yang lain. Untuk itu, Bank BTN tengah melakukan kajian terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang pasar, nelayan, dan lain sebagainya. “Kami bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” kata Haru.
Untuk pekerja informal, Bank BTN telah melakukan sejumlah upaya untuk memperluas pembiayaan perumahannya, khususnya KPR Subsidi, diantaranya dengan tukang cukur yang terhimpun dalam Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG), mitra pengemudi ojek online, Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso di Semarang dan marbot masjid. “Kami membuka kerjasama seluas-luasnya bagi perusahaan, komunitas yang mengayomi para pekerja informal,” kata Haru.
Sementara Adi Setianto, Komisioner BP Tapera mengatakan, “BP Tapera membutuhkan dukungan para stakeholder, seperti bank sebagai lembaga keuangan penyalur dana FLPP, para pengembang perumahan dalam penyediaan hunian, lembaga pembiayaan dari sisi penguatan sumber dana lainnya, serta Pemerintah Daerah.”
Garap Pasar Generasi Milennial
Untuk KPR non subsidi, Bank BTN pun tancap gas. Apalagi diprediksi, tahun 2022 ini, pasar perumahan akan lebih baik. Selain lantaran banyaknya insentif yang diberikan oleh pemerintah, pengembang dan perbankkan, menurut Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus prospek sektor perumahan tahun 2022 masih sangat bagus, karena angka backlog yang tinggi dan pertumbuhan rumah tangga baru/ keluarga baru (household) juga masih positif.
Sejumlah strategi dijalankan. Misalnya menggenjot penyaluran KPR untuk generasi milennial. Belum lama ini, BTN telah meluncurkan fitur baru yakni Graduated Payment Mortgage (GPM) dalam KPR BTN Gaess for Millenial yang merupakan salah satu solusi untuk milenial dalam mendapatkan pembayaran angsuran di beberapa tahun pertama yang lebih ringan dengan perhitungan suku bunga kredit yang lebih kompetitif.
“Fitur ini menjawab kebutuhan para milenial dalam membeli hunian dan keringanan dalam membayar angsuran sesuai dengan perencanaan finansial mereka karena pada tahun-tahun awal biasanya mereka masih beradaptasi dengan cicilan KPR,” kata Nixon.
BTN serius menggarap generasi milenial lantaran permintaan pasar terbesar saat ini adalah kalangan milenial. yang merupakan generasi berikutnya sebagai pembeli properti. CEO Lamudi.co.id Mart Polman menyebutkan bahwa pergeseran demografis pencari properti masa kini didominasi oleh usia 25 hingga 45 atau generasi milenial dan generasi Z yang disebut next generation property buyers.
Ketika ekonomi terus berangsur pulih, dan sektor properti menjadi lokomotif pertumbuhan, BTN diharapkan bisa berperan lebih besar lagi. Harapan itu agar semakin banyak rakyat Indonesia bisa hidup di rumah yang layak dan bisa membina keluarga yang akan membuat Indonesia menjadi negara besar, kuat, dan maju di segala bidang.