Market

Menatap 2020 dengan Optimisme yang Penuh Kehati-hatian

Rabu, 29 Januari 2020 | 16:04 WIB

JAKARTA, KabarProperti.id – Secara umum, pengembang melakukan wait and see selama tahun 2019 yang merupakan tahun politik. Selama periode tersebut, pengembang menggunakan kesempatan ini untuk secara aktif mempersiapkan produk-produk mereka sembari menunggu momen yang tepat untuk meluncurkannya.

“Pengembang juga mulai melirik konsep pembangunan di sekitar titik transit (TOD) mengingat kedekatan dengan transportasi publik merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan oleh pembeli saat ini, khususnya sektor menengah ke bawah. Kami berharap di tahun 2020 pasar mulai aktif dengan peluncuran produk-produk yang telah dipersiapkan tersebut,” ujar Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia, saat media briefing JLL di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Sementara James Taylor, Head of Research JLL mengungkapkan, total penyerapan ruang sewa perkantoran selama tahun 2019 sebesar 200 ribu meter persegi di kawasan CBD dengan ±50% diantaranya dilakukan oleh perusahaan berbasis teknologi dan coworking space. Harga sewa untuk bangunan kelas A masih mengalami penurunan sebesar ±4% dari tahun 2018.

Di sektor ritel, tingkat okupansi berada di angka 89% dan harga sewa mall kelas menengah keatas masih tetap stabil. Pasokan mal baru di masa yang akan datang diperkirakan sebesar ±300 ribu meter persegi dan beberapa diantaranya diharapkan akan selesai pada tahun 2020.

“Di sektor kondominium, tingkat penjualan kondominium berada di level 63% dengan jumlah pasokan baru yang diluncurkan ke pasar berjumlah sekitar 2.800 unit selama tahun 2019. Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan beberapa faktor, seperti faktor politik dan ekonomi,” ujar James.

Ditambahkan Angela Wibawa, Head of Markets JLL, “Penyerapan di triwulan keempat ini sebesar ±26 ribu meter persegi di kawasan CBD. Namun tingkat hunian masih menunjukan penurunan karena tingginya volume pasokan selama beberapa tahun terakhir. Penyerapan di CBD didominasi oleh perusahaan berbasis teknologi yang tidak lepas dari peran operator coworking yang masih aktif melakukan ekspansi di gedung kelas A. Berbeda dengan kondisi CBD, pada kawasan Non CBD penyerapan triwulan ini hanya sebesar ±9 ribu meter persegi dikarenakan tidak adanya gedung baru yang selesai dibangun.”

Cecilia Santoso, Head of Retail JLL mengungkapkan, permintaan pasar ritel secara umum di triwulan keempat masih cukup tinggi karena pasokan yang terbatas. Hal ini terlihat dari tingkat okupansi yang masih cukup sehat berada di angka 89%.

Sektor F&B dan fashion masih menjadi tenant yang paling aktif dalam aktifitas di sektor ritel yang didukung dengan kemudahan pesan antar dan promo menarik dari penyedia jasa dompet digital. Tren pergeseran tenancy mix dari department store menjadi mini anchor dirasa masih akan terjadi di masa yang akan datang.”

Terkait pemindahan ibukota, James Allan, Country Head JLL mengatakan, “Topik pemindahan ibukota negara menjadi sorotan di tahun 2019 sehingga menjadi bahan perbincangan di kalangan pengembang dan investor asing baik lokal maupun asing. Perbincangan juga terjadi mengenai dampak yang terjadi pada Jakarta. Kami berharap di tahun 2020, realisasi investasi asing dan lokal dapat kembali meningkat baik di Jakarta maupun kota-kota lainnya.”

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button