JAKARTA, KabarProperti.id – SCG, perusahaan terkemuka di ASEAN, mengumumkan hasil operasinya di periode Q1/2022. Capaian ini menunjukkan kinerja yang solid dengan strategi menghadapi lonjakan biaya energi dan bahan baku atas dampak dari konflik Rusia-Ukraina.
Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG, mengungkapkan, dari hasil Operasi Perusahaan Q1/2022 yang belum diaudit tercatat Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp66,31 triliun (US$4,61 miliar), meningkat 7% q-o-q, berkat penjualan yang lebih tinggi di seluruh lini bisnis.
Sementara itu, Laba Periode Berjalan mencapai Rp3,84 triliun (US$268 juta), meningkat 6% q-o-q, sebagian besar berasal dari peningkatan kinerja bisnis semen dan bahan bangunan dan pendapatan ekuitas non-kimia yang lebih tinggi (bisnis alat pertanian).
Secara y-o-y, Pendapatan dari Penjualan meningkat 25%. Total aset konsolidasi SCG per 31 Maret 2022 adalah sebesar Rp386,76 triliun (US$26,71 miliar), di mana 45% merupakan aset di ASEAN.
BACA JUGA :SCG Serahkan Toilet Canggih untuk Masyarakat Pasirluyu
SCG di ASEAN (Tidak termasuk Thailand)
Untuk bisnis SCG di ASEAN, Pendapatan dari Penjualan di Q1/2022 meningkat 30% secara y-o-y, sebesar Rp18,25 triliun (US$1,27 miliar) dan mencakup 28% dari total Pendapatan dari Penjualan SCG. Nilai tersebut termasuk penjualan dari kedua operasi lokal di setiap pasar di ASEAN dan impor dari operasi Thailand.
Per 31 Maret 2022, total aset SCG adalah sebesar Rp383,04 triliun (US$26,71 miliar) sedangkan total aset SCG di ASEAN (tidak termasuk Thailand) adalah Rp223,87 triliun (US$15,61 miliar), 58% dari total aset konsolidasi SCG.
SCG di Indonesia
Berdasarkan laporan Q1/2022, total aset SCG di Indonesia adalah Rp51,18 triliun (US$3,57 miliar), meningkat 14% y-o-y, terutama dari investasi bisnis kimia di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP). Pendapatan dari Penjualan Q1/2022 tercatat sebesar Rp6,21 triliun (US$433 juta), meningkat 18% y-o-y terutama dari unit bisnis kemasan atau SCGP (yang didominasi oleh FajarPaper dan Intan Group) dan penjualan ekspor dari Thailand.
SCG secara konsisten menerapkan kerangka ESG (Environmental, Social, dan Governance) dan Ekonomi Sirkular dalam mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, antara lain melalui proyek Reinvented Toilet, sebuah inisiatif lingkungan untuk pengelolaan air limbah rumah tangga.
Pada 29 Maret 2022 lalu, SCG resmi menyerahkan fasilitas tersebut kepada masyarakat Pasirluyu, Bandung, Jawa Barat yang sekaligus menandakan suksesnya pelaksanaan proyek Reinvented Toilet pertama di Indonesia.
BACA JUGA :SCG Siapkan Bahan Bangunan Inovatif Pilihan
SCG juga kembali menggelar program Beasiswa Sharing the Dream, yang telah digelar selama 10 tahun, kali ini untuk 480 siswa SMA dan 13 mahasiswa S1. Melalui tema “Bakti untuk Lingkunganku”, program ini menjadi wadah yang menggabungkan aktivitas generasi muda dan ESG. Pendaftaran dibuka dari 11 April hingga 8 Mei 2022 untuk kategori SMA dan 15 Mei 2022 untuk kategori S1.
Guna merespons situasi secara proaktif dan cepat serta memasuki pasar global, SCG melakukan empat strategi, yaitu:
1.) Manajemen bisnis yang proaktif. Sejumlah pendekatan yang dilakukan antara lain dengan terus memantau biaya energi dan memasuki kontrak berjangka dengan hati-hati (Hedging), mengelola persediaan untuk mencukupi permintaan, dan meningkatkan penggunaan energi alternatif untuk mengurangi biaya.
2.) Peluncuran inovasi di waktu yang tepat. Seiring dibukanya kembali batas negara dan pemulihan ekonomi, SCG menawarkan High Value-Added Product and Service (HVA) untuk merespon gaya hidup ramah lingkungan seperti High Quality Post-Consumer Recycled Resin “Circular PP” yang memiliki kualitas sebanding dengan resin plastik murni dan cocok untuk kemasan makanan ramah lingkungan, dan CPAC Low Rise Building Solution, sebuah inovasi bangunan yang memanfaatkan sistem beton pracetak yang memungkinkan pemasangan yang cepat, tepat, dan bebas ampas.
3.) Investasi yang didorong oleh strategi pertumbuhan. Unit bisnis SCGC baru-baru ini merampungkan akuisisi 70% saham di Sirplaste, pendaur ulang plastik terkemuka di Portugal. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan SCGC untuk menjual 1 juta ton produk dengan merek SCGC GREEN POLYMER™ per tahun pada tahun 2030.
4.) Percepatan ESG dengan ESG 4 Plus (Net-Zero, Go Green, Reduce Inequality, dan Embrace Collaboration) dan didukung dengan tata kelola perusahaan yang baik. SCG bertujuan mencapai nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050 dan setidaknya pengurangan 20% pada tahun 2030.
BACA JUGA :SCG Indonesia Luncurkan SCG Mortar dan SCG Beton Instan sebagai Solusi
Reorganisasi Manajemen Eksekutif di Indonesia
Sejak 1 April 2022, Warit Jintanawan resmi menjabat sebagai Country Director SCG di Indonesia. Sebagai Country Director, Warit akan memimpin keseluruhan bisnis SCG di Indonesia untuk tiga unit bisnis, yaitu Cement-Building Materials (CBM) untuk bisnis semen dan bahan bangunan, Chemicals untuk bisnis bahan kimia, dan Packaging untuk bisnis kemasan, yang meliputi 36 perusahaan. Beliau akan meneruskan kepemimpinan Bapak Wiroat Rattanachaisit.
Warit mengungkapkan, “Merupakan sebuah kehormatan luar biasa bagi saya untuk mengemban tanggung jawab ini. Indonesia dengan total penduduk sebanyak 273,5 juta merupakan pangsa pasar potensial bagi SCG di ASEAN. Kami berharap angka ini dapat terus tumbuh pada 2022, melalui penguatan penjualan domestik, serta mendorong penjualan ekspor seiring momentum dibukanya kembali batas negara. Semoga SCG dapat terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan Indonesia secara berkepanjangan.”
Selain Country Director, SCG juga menunjuk Chakkapong Yingwattanathaworn sebagai Presiden Direktur PT SCG Indonesia yang baru sejak April 2022. Chakkapong menggantikan Pathama Sirikul yang telah memimpin SCG Indonesia selama 6 tahun sejak 2016.
Sebelumnya, Chakkapong menjabat beberapa posisi strategis di SCG, yaitu Direktur PT Semen Jawa, Direktur PT Siam Indo Gypsum, dan Direktur dari salah satu anak perusahaan SCGC (SCG Chemicals). Kini, sebagai Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong memegang peran sentral dalam mendukung keberlangsungan seluruh unit bisnis SCG dan mengelola hubungan strategis dengan segenap pemangku kepentingan.
Chakkapong mengungkapkan, “Saya berterima kasih atas kepercayaan dari manajemen untuk mengemban tanggung jawab ini. Bisnis SCG di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan langkah strategis perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis dan meningkatnya kepercayaan publik terhadap SCG. Untuk itu, SCG memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan kontribusi bisnis dan nonbisnis kepada masyarakat, yaitu lewat penguatan penerapan ESG (Environmental, Social, dan Governance) yang secara bertahap dan serentak akan diimplementasikan oleh seluruh anak perusahaan SCG.”