Ula dan LP Ma’Arif NU Gelar Pelatihan Kewirausahaan 500 Guru
Jum'at, 20 Mei 2022 | 05:00 WIB
JAKARTA, KabarProperti.id – Ula, e-commerce marketplace B2B Indonesia, mengadakan pelatihan kewirausahaan bersama Lembaga Pendidikan Ma’Arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’Arif NU), yang merupakan lembaga pelaksana kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama.
Nahdlatul Ulama sendiri merupakan komunitas Muslim terbesar di Indonesia. Pelatihan yang diberikan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menumbuhkan keterampilan digital serta jiwa kewirausahaan guru-guru, yang dapat membantu mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan menyalurkan keterampilan kepada siswa dan siswinya.
Pelatihan ini diikuti 500 guru yang tergabung dalam LP Ma’Arif NU Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kemitraan strategis yang merupakan bagian dari program Komunitas Teman Ula ini bertujuan untuk membuka peluang bisnis dan meningkatkan pendapatan rumah tangga warga lokal Surabaya, kota tempat Ula pertama kali diluncurkan. Di mana, kurang dari 2 tahun, Ula telah memberikan fasilitas rantai pasokan kepada lebih dari 100.000 UMKM di seluruh Jawa.
“Pelatihan ini merupakan sarana yang tepat bagi setiap guru untuk bergabung dan menghasilkan penghasilan tambahan. Kami berharap para guru yang mengikuti pelatihan mampu mengajarkan sesama anggota organisasi dan membimbing kelompok lain tentang pentingnya beradaptasi di era digitalisasi, sehingga mereka memiliki bekal yang cukup untuk memulai bisnis masing-masing,” ujar Drs. Moh. Kholil, M.Pd.I selaku pimpinan LP Ma Ma’Arif NU di Surabaya.
BACA JUGA : Yayasan Muslim Sinar Mas Land Salurkan Al-Qur’an kepada Beranda Yatim dan Dhuafa
Guru merupakan pendidik generasi masa depan Indonesia yang berperan penting dalam membangun dan meningkatkan ekonomi negara, serta merupakan tombak utama dalam membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan. Guna memberikan penghasilan tambahan kepada guru-guru di Indonesia, Ula bekerjasama dengan LP Ma’Arif NU kota Surabaya untuk mengadakan pelatihan kewirausahaan.
Ula berharap guru-guru dapat menciptakan peluang usaha dan mengeksplor kesempatan melalui program dan fasilitas yang tersedia di platform Ula tanpa mengganggu fokus utama dalam memberikan pendidikan.
Mengingat buruknya dampak pandemi terhadap ekonomi dan pendapatan rumah tangga penduduk Indonesia, kesempatan berbisnis online berbasis komunitas merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia – terutama dengan terganggunya rantai pasokan dan pembatasan mobilitas.
Berdasarkan World Bank, Indonesia telah beralih dari status berpenghasilan tinggi ke status berpenghasilan rendah pada tahun 2021. Selain itu, tingkat kemiskinan di Indonesia juga bertambah, dari 9,2% di September 2019 menjadi 9,7% di September 2021.
Namun, bisnis online, khususnya di pasar e-commerce, terbukti lebih kuat dalam menghadapi pandemi, dibandingkan dengan toko offline. Berdasarkan sebuah penelitian, hampir 80% dari pedagang digital yang disurvei tetap dapat membuka usahanya selama 2020 ketika pandemi pertama kali menyerang Indonesia di bulan Maret 2020. Beberapa bisnis yang menjalankan operasinya secara online mampu bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi dan operasional.
BACA JUGA : SCG Usung 4 Strategi Baru, Apa Saja?
Di sisi lain, sebagian besar dari bisnis offline yang disurvei meyakini bahwa keterampilan digital adalah hal yang mereka butuhkan untuk bertahan dalam pasar yang semakin kompetitif. Pelatihan kewirausahaan akan memberi guru-guru bukan hanya pengetahuan berjualan online dan beradaptasi dengan era digital tetapi juga bagaimana mengelola inventaris dan modal kerja dengan lebih baik, meningkatkan keuntungan dan mengembangkan bisnis mereka hanya dari rumah.
Cerita Sukses Wirausaha Teman Ula
Sejak didirikan pada tahun 2020, Ula telah membantu banyak pengusaha dalam mengatasi kesulitan finansial yang dihadapi selama pandemi. Ula percaya bahwa keuntungan sosio-ekonomi dari platform Ula akan memberikan dampak yang signifikan tidak hanya untuk para penjual tetapi juga pada pelanggannya. Lebih dari 70% pelanggan Ula telah merasakan bahwa kualitas hidup mereka meningkat sejak bergabung dengan Ula, di mana mereka dapat menikmati penghasilan lebih tinggi dan memiliki lebih banyak waktu luang bersama keluarga.
Pak Roby, salah satu Key Opinion Leaders Teman Ula, menceritakan bagaimana rasanya tidak memiliki penghasilan dan bagaimana Teman Ula mampu mengembalikan kontrol keuangan dan keamanan yang dibutuhkan di tengah pandemi. Setelah kehilangan pekerjaannya sebagai kontraktor akibat pandemi tahun lalu, Ia memutuskan untuk bergabung dengan Teman Ula dan menjadi penjual di sekitar lingkungannya.
BACA JUGA : IKEA Indonesia Luncurkan Produk Ramah Lingkungan untuk Active People
Pada awalnya, ia berusaha membeli langsung dari distributor, namun, ia menghadapi kendala dalam harga dan pengiriman. Dua bulan setelah bergabung dengan Teman Ula, Pak Roby dapat menghasilkan lebih dari standar minimum upah bulanan. Ia juga memanfaatkan jaringan kerabatnya di seluruh Surabaya dan memasok barang kepada mereka – Ia juga telah menjadi salah satu tokoh Ketua Komunitas Ula.
Ia sekarang dapat menyewa sebuah toko kecil dan berencana untuk membuka toko kelontong miliknya sendiri. Selain itu, kini usahanya sudah terdaftar sebagai badan hukum dan menjadi salah satu toko online terpilih yang melayani pegawai BUMN. Ia beradaptasi dengan era digital dengan menawarkan opsi pembayaran yang fleksibel, termasuk QRIS.
“Di Ula, kami bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pedagang UMKM dengan memanfaatkan teknologi. Kami membangun solusi inovatif dan di dalam waktu bersamaan, kami memperkenalkan fitur ramah pengguna yang dapat membantu untuk mengatasi masalah utama di sekitar rantai pasokan dan layanan keuangan, memastikan penjual online kami untuk tetap kompetitif. Pelatihan guru dengan platform kami membuka peluang wirausaha bagi mereka serta mendapatkan lebih banyak keunggulan di pasar yang kompetitif,” kata Tubagus Muklis, External Relation Leader ULA .
Pelatihan di LP Ma’Arif NU Surabaya ini baru permulaan bagi Ula. Platform B2B ini akan terus berupaya melatih lebih banyak komunitas lainya di kota-kota seluruh penjuru Indonesia.