Pembiayaan

Bank BTN Pacu Penyaluran KPR Subsidi Skema BP2BT

Kamis, 28 November 2019 | 13.40 WIB

JAKARTA, KabarProperti.id – Tiga puluh hari menuju akhir tahun 2019, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tetap memacu penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah. Selain dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) , Bank BTN menggenjot penyaluran KPR dengan skema  Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan atau BP2BT.

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun KPR yang ke- 43 yang jatuh 10 Desember mendatang, Bank BTN gencar memasarkan KPR dengan skema BP2BT. Salah satunya dengan menggelar akad massal secara serentak sejak tanggal 25 sampai dengan 29 November 2019  di Kantor Cabang Bank BTN.

Dengan upaya tersebut, BTN sukses meraih penyaluran KPR dengan skema BP2BT sebanyak lebih dari 1.200 unit . Salah satu lokasi penyelenggaraan akad massal KPR dengan skema BP2PT adalah kantor cabang Bogor dengan jumlah peserta sebanyak 200 debitur.

Akad massal KPR dengan skema BP2PT di kantor cabang Bogor, Foto : BTN

“Pengajuan BP2BT kami pacu seiring menipisnya kuota  FLPP sehingga akhir tahun ini kami optimistis  dapat menyelesaikan target penyaluran BP2BT  untuk  5.635 unit rumah,” kata Hirwandi Gafar, Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN, di Jakarta, Kamis (28/11).

Sebagai informasi, Bank BTN mendapatkan kuota BP2BT dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara itu sepanjang 2019 Bank BTN diperkirakan telah menyalurkan KPR dengan skema BP2BT untuk 5.635 unit rumah atau senilai Rp 609 miliar. Dengan pencapaian tersebut, Bank BTN menjadi bank pelaksana penyalur KPR dengab skema BP2BT terbanyak di Indonesia.

Hirwandi menjelaskan bahwa KPR yang disalurkan dengan skema BP2BT tersebut merupakan hasil kerja sama Pemerintah dengan Bank Dunia. Adapun dalam skema ini, yang diterima konsumen adalah keringanan uang muka, karena BP2BT memberikan subsidi uang muka hingga 40% atau dengan jumlah maksimal Rp 40 juta untuk pembelian rumah tapak.  Sementara suku bunga pada KPR BP2BT mengikuti suku bunga komersial.

Foto : BTN

Penyaluran KPR subsidi dengan skema BP2BT, menurut Hirwandi, pihaknya akan terus melakukan sosialiasi kepada masyarakat  yang memenuhi persyaratan. Diantaranya belum memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dalam bentuk apapun, dan memiliki penghasilan  maksimal Rp6,5 juta (jika akan membeli rumah tapak) dan Rp8,5 juta (jika ingin membeli rumah susun). Serta sudah menabung di Bank selama tiga bulan dengan batasan saldo pada saat pengajuan sebesar Rp 2 hingga 5 juta (tergantung besar penghasilan).

“Untuk memudahkan penyaluran KPR Subsidi dengan skema BP2BT maupun FLPP, kami aktif menjalin kerjasama perusahaan swasta ataupun BUMN yang memiliki karyawan dengan persyaratan di atas. Contoh perusahaan yang kami sudah gandeng adalah Grab, Go-jek dan Bluebird  serta sejumlah asosiasi profesi diantaranya Asosiasi pencukur rambut Garut dan Asosiasi penjual mie dan bakso,” kata Hirwandi.

Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo yang sudah berjalan sejak tahun 2015, dalam hal ini  Kementerian PUPR, menggandeng perbankan termasuk Bank BTN untuk menyalurkan susidi dengan berbagai skema, diantaranya FLPP dan BP2BT dan Bantuan Uang Muka atau BUM.

Sebagai penguasa pangsa pasar KPR Subsidi sebesar 91,55%, Bank BTN berupaya aktif menyukseskan program tersebut dengan melakukan sosialisasi dan promosi lewat pameran properti, bekerjasama dengan perusahaan swasta maupun BUMN, dan menggandeng pengembang rumah subsidi dan mendidik serta melatih pengembang muda dalam Housing Finance Center (HFC).

Per September 2019, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 610.526 unit rumah. Menurut Hirwandi, pencapaian tersebut setara 76,31% dari total target Bank BTN dalam mendukung program nasional ini. “Secara total, hingga akhir tahun nanti, BTN berupaya menyalurkan kredit perumahan untuk 800.000 unit rumah,” kata dia.

Adapun, penyaluran tersebut terdiri atas kredit perumahan untuk 315.845 unit hunian subsidi senilai Rp9,17 triliun. Kemudian, untuk segmen non-subsidi, Bank BTN telah memberikan kredit perumahan untuk 135.791 unit rumah atau setara Rp14,99 triliun. Kinerja positif KPR Bank BTN pun sukses menempatkan bank spesialis pembiayaan perumahan ini tetap menjadi pemimpin di pasar KPR.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button