Kadin : Banyak Peluang yang Dapat Digali dari Industri Properti Indonesia
Rabu, 12 April 2023 | 04:00 WIB
JAKARTA, KabarProperti.id – Kebangkitan sektor properti membuka kesempatan yang luas bagi masyarakat dalam berbagai sektor. Hal ini dijelaskan secara rinci dalam acara diskusi Kontribusi Industri Properti terhadap Perekonomian Indonesia pada 10 April 2023.
“Industri properti merupakan salah satu leading sektor yang menggerakan perekonomian Indonesia. Realisasi investasi industri properti juga menduduki peringkat ke 4 terbesar yaitu menyumbang sebesar Rp. 109,4 triliun. Namun, terdapat backlog perumahan di Indonesia yang sebesar 12,71 juta di tahun 2021,” ucap Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.
Demikian Menko mengatakan pentingnya untuk dilakukan kolaborasi dan inovasi dengan antar pemangku kepentingan, sehingga dapat melalui tantangan yang saat ini sedang dihadapi Indonesia dengan optimal.
Sejalan dengan Menko, Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia menyatakan jika sektor properti adalah komponen strategis pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Kontribusi sektor properti terhadap PDB Indonesia sebesar 14-16% setiap tahunnya, yang diikuti dengan spillover effect kepada 183 sektor lainnya dari sisi output, income, serta dampak lainnya terhadap pembangunan. Sektor properti juga memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, yaitu mempekerjakan sekitar 13,8 juta orang atau sekitar 10,2% dari total tenaga kerja Indonesia,” ucap Arsjad.
Kadin Indonesia melihat banyak sekali peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pengembang sektor properti di Indonesia.
BACA JUGA : Mengkaji Kesiapan Kompetensi Agen Sebagai SDM Properti dalam Beradaptasi di Era Ekonomi Digital
“Dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan akan perumahan terjangkau semakin meningkat, khususnya di daerah perkotaan. Disini pengembang properti dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada. Lalu, pengembang properti juga dapat memanfaatkan tren kota pintar dan hijau untuk turut menyajikan hunian yang modern, layak huni, dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ucap Arsjad.
Tak hanya rumah hunian, Arsjad juga mengatakan jika pengembang properti memiliki peluang yang besar untuk mengembangankan hotel dan resort berkualitas tinggi di daerah destinasi pariwisata prioritas Indonesia. Hal ini sekaligus mendukung pertumbuhan industri pariwisata Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Budiarsa Sastrawinata, Kepala BPKPT Kadin Indonesia yang menyampaikan bahwa definisi industri properti memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu kawasan permukiman, komersial dan superblok (termasuk apartemen, kondominium, pusat perbelanjaan dan perkantoran), kawasan pengembangan berorientasi transit atau transit oriented development/TOD (termasuk kota bandara/airport city dan kota pelabuhan/harbour city), kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan pariwisata (termasuk resort, hotel, ecotourism).
“Ini semua saling beririsan dan terima kasih kepada LPEM FEB UI yang telah berupaya untuk memilah irisan-irisan tersebut sehingga bisa membentuk utuh kontribusi dari industri properti,” ujar Budiarsa.
Kontribusi Properti untuk Pendapatan Pusat dan Daerah
Menurut Budiarsa, industri properti sejak lama berperan besar dalam menggerakkan perekonomian daerah antara lain melalui penyediaan sarana dan prasarana umum, jaringan utilitas dan sanitasi di kawasan perumahan dan permukiman di berbagai daerah. Lebih dari 40% dari area pengembangan wajib diserahkan ke pemerintah daerah sebagai Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) yaitu jalan, saluran drainase, ruang terbuka publik, taman, sekolah, fasilitas kesehatan, jaringan pipa air bersih, jaringan telekomunikasi, listrik, pemadam kebakaran, lahan untuk sarana ibadah, lahan gardu listrik, lahan pemakaman, jembatan, dan lainnya.
Sektor properti serta efek penggandanya selama periode 2018-2022 menghasilkan pendapatan pajak pusat sekitar Rp185 triliun per tahun atau setara 9,26% dari total penerimaan pajak pemerintah pusat. Untuk pemerintah daerah, sektor properti serta efek penggandanya berkontribusi menciptakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah daerah sekitar Rp. 92 triliun per tahun atau setara dengan 31,86% dari total penerimaan PAD pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Melihat cukup tingginya angka ini, kami berharap baik pemerintah pusat maupun daerah dapat memberdayakan industri properti menjadi salah satu industri unggulan dengan ekosistem jaringan rantai pasok yang semakin kondusif, yaitu dengan cara mengurai aturan yang tumpang tindih antara pusat dan daerah, serta memberi insentif yang efektif untuk menjadikan industri properti semakin berdaya,” tegas Budiarsa.
Kebijakan Tepat Mampu Pulih Lebih Cepat
Di tengah kehadiran pandemi COVID-19, sektor ini mampu mempertahankan total kontribusi langsungnya terhadap PDB nasional tetap di atas 12%.
“Sektor properti merupakan salah satu tulang punggung perekonomian dalam menghadapi tekanan risiko krisis. Ketika didukung oleh insentif kebijakan yang tepat, aktivitas bisnis di sektor ini tercatat mampu pulih lebih cepat setelah berkontraksi akibat dampak pandemi,” tegas Uka Wikarya, Kepala Kelompok Kajian Ilmu Regional dan Kebijakan Energi LPEM FEB UI.
Peluncuran Buku Membangun Indonesia Melalui Industri Properti
Pada kesempatan yang sama, Robert Adhi Ksp penulis buku berjudul “Membangun Indonesia Melalui Industri Properti” akan menyerahkan buku ini kepada Ketua Umum Kadin Indonesia – Arsjad Rasjid, Kepala BPKPT Kadin Indonesia – Budiarsa Sastrawinata, serta Direktur dan Pemimpin Redaksi Kontan Media Ekonomi KG Media, Kompas Gramedia – Ardian Taufik Gesuri.
Buku setebal 320 halaman ini selain menampilkan pimpinan perusahaan pengembang antara lain Trihatma Kusuma Haliman (Agung Podomoro), Haryanto Tirtohadiguno (Alam Sutera), Budiarsa Sastrawinata & Nararya (Ciputra Group), Hendro S. Gondokusumo (Intiland), Sutedja Darmono (Jababeka), Eiffel Tedja (Pakuwon), Michael Widjaja (Sinar Mas Land), Soegianto Nagaria & Herman Nagaria (Summarecon), juga menampilkan para profesional properti seperti Stefanus Ridwan (Presiden Direktur Pakuwon), Adrianto P. Adhi (Presiden Direktur Summarecon) dan Bacelius Ruru (Presiden Direktur Agung Podomoro Land).
Buku ini diberi Prolog oleh Siswono Yudohusodo, Moh S. Hidayat, Enggartiasto Lukita, (ketiganya pernah menjabat Ketua Umum REI), dan Sofyan Djalil (Menteri ATR/BPN 2019-2022), dan Epilog oleh Theresia Rustandi, Setyo Maharso, Eddy Hussy, Soelaeman Soemawinata — keempatnya aktif puluhan tahun dalam industri properti di Indonesia.
“Kami berharap buku yang ditulis oleh Robert Adhi Ksp ini bisa menjadi acuan para pemangku kepentingan industri properti di Indonesia untuk melihat gambaran lengkap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri properti kita,” ujar Budiarsa.