Leads Property: Pasar Properti Kuartal III 2025 Menunjukkan Tren Positif di Sejumlah Sektor, Industrial dan Perkantoran jadi Penggerak Utama
Pelaku pasar harus menangkap peluang di sektor-sektor yang bertumbuh cepat, sambil tetap berhati-hati menghadapi tantangan makro.

JAKARTA, KabarProperti.id — Performa pasar properti Indonesia pada kuartal III 2025 menunjukkan dinamika yang beragam di setiap subsektor. Berdasarkan laporan Leads Property Services Indonesia, sektor industrial dan perkantoran menjadi dua segmen dengan pertumbuhan paling kuat, sementara sektor ritel, apartemen sewa, hotel, dan rumah tapak menunjukkan pergerakan moderat hingga melambat.
Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property, Martin Samuel Hutapea, saat Media Briefing Q3 2025, Kamis (20/11) di Jakarta, mengatakan bahwa pergeseran permintaan pasar pada 2025 menunjukkan adaptasi industri terhadap pola hidup dan kebutuhan bisnis baru. “Setiap sektor memiliki tantangannya sendiri, namun sejumlah segmen mulai memperlihatkan pemulihan yang lebih solid, terutama industri dan perkantoran,” ujarnya.
Perkantoran: Permintaan Meningkat, Tingkat Hunian Bergerak Positif
Sektor perkantoran terus menunjukkan perbaikan pada Q3 2025. Permintaan ruang kantor meningkat, mendorong kenaikan tingkat hunian. Penambahan pasokan stabil, permintaan pasar meningkat, tingkat hunian meningkat, dan harga sewa stabil.
Martin menilai bahwa meningkatnya kebutuhan ruang kantor terutama berasal dari perusahaan teknologi, jasa profesional, keuangan, dan periklanan.
Industrial: Menjadi Sektor Terkuat dengan Penjualan Terus Tumbuh
Sektor industrial —termasuk pergudangan modern dan fasilitas logistik — menjadi penggerak utama pasar properti Q3 2025. Penambahan pasokan meningkat, permintaan pasar meningkat, tingkat penjualan meningkat dan harga jual stabil.
Menurut Martin, permintaan tinggi berasal dari logistik, farmasi/kesehatan, teksril, dan consumer goods. “Industrial masih akan menjadi primadona karena didukung perubahan gaya hidup digital dan rantai pasok yang makin kompleks,” jelasnya.
Ritel: Pertumbuhan Lambat di Tengah Perubahan Pola Belanja
Sektor ritel tumbuh tetapi dalam tempo yang relatif lambat. Penambahan pasokan stabil, permintaan pasar meningkat, tingkat hunian naik, harga sewa stabil.
BACA JUGA: Leads Property : Apartemen Sewa Kini Menawarkan Masa Sewa yang Lebih Fleksibel
Kondominium: Pasar Cenderung Stabil
Segmen kondominium masih berada dalam fase stabil tanpa perubahan signifikan. Penambahan pasokan stabil, permintaan pasar stabil, tingkat penjualan stabil, dan harga jual stabil.
Rumah Tapak: Penjualan Melambat
Pada Q3 2025, sektor rumah tapak tetap bertumbuh dimana Tangerang mendominasi. Penambahan pasokan naik, permintaan pasar naik, tingkat penjualan stabil dan harga jual naik.
Hotel: Kinerja Melemah Karena Turunnya Permintaan Leisure
Sektor hotel, kegiatan leisure masih menopang permintaan pasar. Penambahan pasokan naik, permintaan pasar naik, tingkat hunian naik dan harga sewa/kamar stabil.
Apartemen Sewa: Masih Stabil
Sektor apartemen sewa berada dalam kondisi stabil. Penambahan pasokan naik, permintaan pasar stabil, tingkat hunian stabil, harga sewa stabil.
Tren Sub Sektor yang Berkembang Pesat
Beberapa sub-sektor turut mencatat perkembangan signifikan sebagai respons terhadap kebutuhan gaya hidup baru.
Antara lain data center, co-working space, healthcare & wellness, sport center, park & ride, cold storage, modern warehllpouse
“Sub-sektor ini menjadi penopang pertumbuhan properti di masa depan karena langsung berkaitan dengan gaya hidup digital, kebutuhan kesehatan, serta logistik,” jelas Martin.
Pasar Bergerak Variatif, Industrial Tetap Primadona
Laporan Leads Property Q3 2025 menunjukkan bahwa pasar properti Indonesia bergerak secara variatif, dengan sektor industrial dan perkantoran menjadi pendorong utama. Martin Samuel Hutapea menegaskan bahwa adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen dan transformasi digital akan menjadi kunci bagi pelaku industri properti. “Pelaku pasar harus menangkap peluang di sektor-sektor yang bertumbuh cepat, sambil tetap berhati-hati menghadapi tantangan makro,” tutupnya.




