BTN Wujudkan Mimpi Punya Rumah dari Generasi X Hingga Milenial
Kamis, 18 Februari 2021 | 06:00 WIB
JAKARTA, KabarProperti.id – Wajah Een (26) dan Riki (30) terlihat bahagia saat melihat rumah yang dibelinya di perumahan Permata Mutiara Maja, Banten, beberapa waktu lalu. Mimpi mereka memiliki rumah sudah menjadi kenyataan. Mimpi yang mereka minta wujudkan kepada Allah dalam doa yang selalu dipanjatkan siang dan malam.
“Alhamdulillah,” ucap Een yang masih lajang dan bekerja di sebuah apotek di kawasan Alam Sutera, Serpong. Ucapan yang sama dilontarkan Riki, ayah dua anak yang bekerja di kantor pajak di Jakarta. “Alhamdulillah. Semoga rumah ini ikut mewujudkan keluarga saya menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Aamiin”.
Keduanya juga berterima kasih kepada Bank BTN sehingga mereka bisa membeli rumah dengan menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi yang cicilannya ringan. “Saya ditawari juga oleh bank lain, tapi saya memilih BTN karena memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam pembiayaan rumah,” ujar Riki.
Baca juga : Di Tengah Pandemi, Laba BTN Meroket 665,71% Sepanjang 2020
Selama 44 tahun sejak akad KPR perdana dilakukan di Semarang, Jawa Tengah, yakni 10 Desember tahun 1976, hingga saat ini, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. telah mengucurkan pembiayaan KPR senilai Rp 317 triliun yang dinikmati lebih dari 5 juta masyarakat di seluruh Indonesia. Adapun dari keseluruhan pembiayaan KPR sebanyak 76% mengalir ke segmen KPR Subsidi sementara sisanya mengalir ke segmen KPR Non Subsidi.
Een dan Riki merupakan 2 dari 5 juta orang yang mimpinya memiliki rumah telah menjadi kenyataan melalui Bank BTN. Dari generasi X (1965-1980) hingga Milenial (1981-1994). Dan wajar mereka bersyukur. Bagaimana tidak, memiliki rumah layak saat ini masih menjadi mimpi bagi banyak masyarakat Indonesia, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Kebutuhan hunian layak, terutama bagi MBR sangat tinggi. Angka backlog rumah atau defisit rumah di Indonesia mencapai 9 juta hingga 10 juta rumah. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berusaha menurunkan angka backlog dan di tahun 2021 menargetkan menyalurkan 222.876 unit bantuan pembiayaan perumahan. Terdiri dari empat program yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Baca juga : Bank BTN Gandeng AFD Prancis Dorong Pembiayaan Rumah Rendah Emisi
“Bank BTN berkomitmen dan akan terus berkontribusi dalam perannya menjadi mitra pemerintah untuk menyediakan perumahan layak bagi masyarakat. Sebagai bank pertama yang didaulat pemerintah membantu masyarakat dalam hal pembiayaan perumahan, Bank BTN tak berhenti berinovasi dan mengembangkan produk KPR agar mudah dijangkau seluruh segmen masyarakat,” ujar Nixon LP Napitupulu, Plt. Direktur Utama Bank BTN.
Perjalanan panjang Bank BTN di segmen pembiayaan perumahan dan sektor pendukungnya sudah genap 44 tahun dan penuh dengan tantangan. “Kami akan selalu memberikan yang terbaik bagi nasabah, mendukung pemerintah dalam misinya menyejahterakan masyarakat dan menjadikan Bank BTN sendiri sebagai Bank KPR terbaik di Indonesia maupun di Asia Tenggara kelak,” kata Nixon.
Kinerja Kinclong
Di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum usai, Bank BTN tetap menjalankan perannya untuk mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi oleh Presiden RI, Joko Widodo sejak tahun 2015. Bahkan pada 2020 lalu, emiten bersandi saham BBTN ini mencatatkan perolehan laba bersih yang meroket 665,71% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Baca juga : Tingkatkan Layanan KPR Bersubsidi, Kantor Cabang Bank BTN di Kampus PUPR Diresmikan
KPR Subsidi dengan pertumbuhan sebesar 8,63% yoy menjadi Rp120,72 triliun per kuartal IV/2020 menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di BTN. Dengan catatan positif KPR Subsidi tersebut, membuat kredit perumahan BTN secara total naik sebesar 2,29% yoy menjadi Rp234,78 triliun per kuartal IV/2020.
“Kami optimis, dengan proyeksi dan potensi yang ada, meskipun masih di tengah pandemi, laba bersih perseroan tahun 2021 dapat tetap tumbuh pada kisaran Rp2,5 triliun – Rp2,8 triliun atau naik sekitar 50% – 70% secara tahunan,” ujar Nixon. Ditambahkan Nixon, proyeksi peningkatan laba bersih tersebut akan banyak ditopang oleh penghematan biaya dana. Selain itu, Bank BTN juga akan mengandalkan penguatan digital untuk mendorong efisiensi dan fee based income (FBI).
BTN Berperan Sebagai Salah Satu Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Bank BTN pun tetap mengutamakan upaya mendorong sektor pembangunan perumahan sebagai core business. Sebab sektor tersebut dapat membawa dampak ekonomis bagi 174 industri turunan lainnya, sehingga turut bermanfaat bagi perekonomian nasional. “Ini akan berdampak sangat positif dalam mendorong ekonomi nasional dan kami optimis BTN akan dapat memainkan perannya dengan baik sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Nixon.
Baca juga : Peringati HUT RI dan Hapernas, BTN- REI Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak COVID-19
Nixon merinci lima strategi yang dilakukan perseroan agar meraih kinerja yang baik. Antara lain memaksimalkan penerapan good corporate governance (GCG), sentralisasi proses bisnis, penguatan permodalan dan pendanaan, meningkatkan kualitas kredit dan menggenjot efisiensi.
Untuk mendorong KPR Subsidi, BTN juga telah bekerjasama dengan komunitas seperti Tukang Cukur, Ojek online dan lain sebagainya. Sementara untuk segmen KPR Non Subsidi, Bank BTN meracik program KPR khusus menyesuaikan dengan segmen yang dibidik, misalnya KPR Gaess For Millenials untuk generasi milennial yang ingin berinvestasi atau memiliki rumah pertamanya dan KPR Patriot yang digarap khusus bagi TNI/Polri.
Dengan pengembangan fitur-fitur di Mobile Bankingnya, Bank BTN juga terus meningkatkan performa portal aplikasi KPR Online www.btnproperti.co.id dan lelang rumah online di www.rumahmurahbtn.co.id.
Baca juga : BTN Raih Top Brand Award 2020 Pilihan Milenial
“Produk KPR yang kami berikan menyesuaikan dengan segmen masyarakat yang beragam, dan kami berterima kasih kepada seluruh stakeholder seperti Kementerian PUPR, Kementerian BUMN yang mendukung Bank BTN sehingga dapat menawarkan produk KPR yang disukai masyarakat,” kata Nixon.
Promo HUT BTN ke-71
Di usianya yang kini sudah 71 tahun, BTN semakin mengukuhkan posisi sebagai bank yang fokus di KPR. Menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-71, BTN menawarkan suku bunga KPR Berjenjang mulai dari 4,71%. Program suku bunga KPR berjenjang juga merupakan bentuk perhatian kepada mitra Bank BTN, khususnya para developer. Program ini berlaku bagi semua mitra developer yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Suku bunga terbaru mulai dari 4,71% fixed 2 tahun. Selanjutnya, di tahun ketiga hingga kelima, BTN memberlakukan kebijakan suku bunga berjenjang dengan kenaikan 1% per tahun. Sehingga, tidak memberatkan konsumen dalam membayar angsuran dan juga hal ini merupakan upaya untuk semakin menggairahkan pasar,” kata Hirwandi Gafar, Direktur Konsumer BTN.
Baca juga : Dukung The New Normal, BTN Ajak Pengembang Bangun Rumah Rakyat
Ditambahkan Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) BTN Suryanti Agustinar, program suku bunga mulai dari 4,71% berlaku untuk semua plafon kredit bagi konsumen fix income dan mulai berlaku sejak tanggal 09 Februari dan akad kredit hingga 31 Maret 2021. BTN juga memberikan beragam gimmick kado spesial HUT BTN lainnya seperti cashback tabungan sebesar Rp 710 ribu. Dengan bunga 4,71% berarti bebas biaya admin, provisi, dan apraisal.
BTN Harus Diberi Perhatian Khusus
Melihat peran dan kotribusi yang besar, BTN tentu selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Salah satunya dengan menambah kuota KPR Subsidi baik melalui skema FLPP, subsidi selisih bunga (SSB) maupun skema KPR BP2BT. “Kita sangat meyakini permintaan KPR subsidi tahun 2021 akan lebih tinggi dari 2020,” kata Nixon.
Menteri BUMN Erick Thohir sendiri berencana menertibkan bisnis bank-bank milik negara atau Himbara yang diyakini bakal berdampak positif bagi bank-bank BUMN termasuk dalam hal ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang fokus pada bisnis perumahan subsidi.
Baca juga : Kementerian PUPR Targetkan Bantuan Subsidi Perumahan 2021 Sebanyak 222.876 Unit
Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mendukung penuh langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin menertibkan bisnis Bank BUMN agar kembali pada sektornya masing-masing. “Saya setuju dengan wacana dari Menteri BUMN agar bank fokus pada bidangnya masing-masing. Seperti BTN akan fokus sepenuhnya pada pembiayaan perumahan terutama perumahan bersubsidi,” ujar Misbakhun.
Menurut Misbakhun sudah sewajarnya BTN diberikan sepenuhnya anggaran kuota untuk rumah bersubsidi, karena BTN punya sejarah panjang dan pengalaman serta data yang sangat memadai bagaimana mengelola sektor pembiayaan perumahan ini. “BTN lah yang saat ini berkorban dengan sangat luar biasa mencari pendanaan dan konsisten dalam lini pembiayaan perumahan ini,” tegasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 38 bank menyatakan bergabung menjadi bank pelaksana penyalur dana FLPP di 2021, yang terdiri dari sembilan bank nasional dan 29 bank pembangunan daerah. Jumlah bank penyalur FLPP di 2021 ini lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 42 bank.
Baca juga : Luncurkan Inovasi Sistem Subsidi Perumahan, Kementerian PUPR Sosialisasikan e-FLPP 2.0 dan SiPetruk
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menilai bahwa penyaluran dana untuk rumah subsidi dengan skema FLPP sudah seharusnya diserahkan kepada perbankan yang berkomitmen dan sudah terbukti besar dan berhasil menyalurkannya. “Kami setuju kalau penyaluran subsidi bagi rumah MBR itu diserahkan kepada perbankan yang punya komitmen besar dan sudah terbukti merealisasikannya, seperti misalnya BTN,” kata Junaidi.
Menurutnya, bila penyaluran dana subsidi diberikan kepada semua perbankan justru tidak fokus, apalagi bila progres penyaluran tidak sesuai apa yang diharapkan oleh pemerintah. “Ya ngapain juga ikut kerja sama kalau penyaluran tidak sesuai, lebih baik kepada perbankan yang punya bukti jelas penyaluraannya,” ujar Junaidi.
Senada, Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Endang Kawidjaja menilai sebaiknya dari total anggaran FLPP sebesar 60% dialokasi untuk BTN. Sedangkan bank-bank lain diberikan kuota 20%, sisanya 20% untuk cadangan kalau salah satu bank habis duluan. “Maka sisa 20% cadangan bisa dialokasikan untuk kelompok bank yang habis duluan,” ucapnya.