Ragam/Tips

Developer & Renewal Habit

Selasa, 04 Agustus 2020 | 14:00 WIB

Oleh : Muhammad Joni *

JAKARTA, KabarProperti.id – Separo hari, 29 Juli 2020 saya mengikuti majelis diskusi. Kebiasaan menahun yang disukai. Turut aktif  Online FGD Series 5:  perencanaan dan pembangunan perumahan era kebiasaan baru.

Institusi pangkalan patik belajar, The HUD Institute,  tabah menghelat itu untuk menjulangkan paradigma baru dalam urusan Housing and Urban Development (HUD). Bukan hanya teknik kerja dan kiat membangun fisik rumah belaka.

Isunya inovasi kebiasaan ikhwal perumahan, permukiman dan perkotaan dalam menyiasati pendemi Covid-19. Era krisis global cum bencana nonalam itu, rumah menjadi “juara”. Menjadi garis depan.  Saya menyebut rumah adalah “vaksin” perangi sang virus.

De facto, pendemi Covid-19 mengubah perilaku. Juga cara beraktifitas,  bekerja, berolahraga. Bahkan cara kongkow ngopi, membuka jendela, memperlakukan lift, ventilasi, memburu cahaya matahari, dan AC ruangan.

Baca juga : Kado untuk Jakarta Tangguh ke-493, PSBB : Sintuhan Bimbo, Jiayou, dan Hak atas Kota

Kaum developer idemditto perbankan, paling biasa dalam inovasi. Produk,  marketing, cara bayar-membayar, selalu inovasi. Bisakah terealisasi inovasi memesan unit properti semudah memesan kopi?

Anda berasa  terbang atau tertantang? Tatkala anda tertantang terbang, maka target narasi opini ini tercapai. Berhasil menularkan “virus” semangat. Ya.., pilihannya: inovasi atau tutup lapak.  Karena kita hidup dengan ribuan bahkan jutaan kebiasaan, menjadi agenda rutin kita. Jadwal dan menu makan. Memilih bank. Kedai kopi favorit. Bahkan kebiasaan, mencakup pula hal paling penting seperti dalam cara menata kota.  Alhasil, inovasi kebiasaan lama menyentuh soal strategis, maksudnya mengubah kebiasaan (habit) lama ke norma baru.

Dalam amatan saya, kaum developer  juara dalam Realestat Transaction Engineering. Saya pernah menulis soal itu untuk majalah properti.

Masih ingat jurus ‘Price Lock’ ala Sinar xxx, atau jurus KPR cair dan ditarik secepat memesan teh tarik. Dahsyat, hanya 57 detik, seperti citra  iklan bank swasta asing berlogo harimau dalam lingkaran berwarna kuning.

Baca : Dana Tapera, Apa Manfaat Berskala Besar Bagi Perumahan Rakyat?

Barusan, efek pendemi Covid-19, sebuah bank plat merah mengebyar inovasi pembiayaan: KPR Work From Home. Lompatan budaya kerja yang tak pernah ada sebelumnya.

Majelis Pembaca. Tak berlebihan jika menyanjung kultur developer bukan pecundang. Tak mudah angkat bendera putih menyerah, selagi ada bumi pasti bergiat properti. Mereka kaum developer yang selalu inovatif dan membuat kebiasaan baru. Paham merancang perubahan, bukan dengan sim salabim, namun  berbasis sains, dari rajin observasi dan riset perilaku konsumen.

Merujuk Charles Duhigg,  –jurnalis investigasi  kebiasaan manusia, organisasi, perusahaan dan konsumen–  dalam buku The Power of Habit menyanjung betapa dahsyatnya kebisaaan (habit).

Baca juga : Menyoal Optimalisasi Peran, Fungsi & Pelayanan BP Tapera Bagi Penerima Manfaat

Kata Duhigg, habit bukan takdir. Habit lama bisa diubah, bisa diganti, direncanakan; apabila kita paham bagaimana “mesin otomatis” neorologis-psikologis sang Habit bekerja.

Developer dan perbankan, paham itu sepaham-pahamnya. Mereka mempelajari itu sebagai sains. Menyusun model kebiasaan baru contained mendisain model bisnis baru. Mengorganisir kekuatan, mengelontor biaya penetrasi pasar,  dan menerapkan sebagai jurus memenangkan kompetisi divisi ultra utama. Pengusaha properti acap bermental  juara. Merawat Habit of Champion. Tabik.

*) Muhammad Joni S.H., M.H:  Advokat, Sekretaris Umum Housing and Urban Development (HUD) Institute, Ketua Masyarakat Konstitusi Indonesia (MKI).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button