JAKARTA, KabarProperti.id – Flexible space dan ruang kerja bersama (coworking space) masih akan prospektif dalam jangka pendek karena sebagian dari sektor ini menawarkan alternatif yang menarik untuk mewujudkan rencana ekspansi jangka pendek dan menengah bagi para perusahaan yang mencari tambahan ruang.
Anthony Couse, CEO, JLL Asia Pasifik mengatakan, memiliki rencana bisnis yang fleksibel akan selaras dengan tujuan perusahaan tertentu dalam situasi saat ini, terutama yang terkait dengan pengeluaran modal. Namun, perusahaan-perusahaan harus teliti dalam memilih penyedia flexible space yang kuat, mengingat proyeksi terkait konsolidasi dalam industri.
Sementara itu, beberapa perusahaan telah memasukkan flexible space sebagai bagian dari portofolio kantor mereka untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
Baca juga : Permintaan dan Penggunaan Kantor Berubah Akibat COVID-19
“COVID-19 sepertinya akan mempercepat evolusi kantor karena sebagian besar tenaga kerja bersiap untuk masuk kembali. Pada akhirnya, orang-orang masih akan menjadi pengguna real estate. Kami pikir kantor akan tetap menjadi pusat kehidupan bisnis sehari-hari mereka. Ke depannya, kami percaya bahwa sektor ini adalah sektor yang tangguh yang akan terus menarik minat dan kepercayaan investor jangka panjang,” Couse menyimpulkan.
Permintaan Terhadap Desain dan Furnishing
Couse juga mengatakan, seiring bertambahnya kebutuhan perusahaan, perkantoran mau tidak mau terdampak oleh perubahan utama, yaitu penataan ulang ruang kantor. Fokusnya adalah mewujudkan penggunaan tempat yang paling maksimum dan efisien untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
“Perkantoran, seperti yang kita tahu, akan berkembang. Kenyataannya, kami telah mengamati bahwa klien semakin menaruh perhatian lebih terhadap sustainabilitas, kelayakan, dan teknologi. Beberapa sudah mulai menerapkan upgrade dan fitur-fitur ramah lingkungan sejalan dengan komitmen membangun kepercayaan dan memastikan ruang sesuai dengan tujuannya. Pemilik dan penanam modal yang bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mempertimbangkan rencana pengembangan jangka panjang dan mendesain atau merombak ulang fasilitas mereka akan mendapatkan manfaat yang besar,” ujar Couse.
Baca juga : Ali Tranghanda : Bisnis Properti Harus Beradaptasi dengan New Normal
Lebih lanjut Couse mengatakan, situasi saat ini menimbulkan gangguan dan tantangan untuk bisnis perkantoran. Cara orang melihat dan menggunakan perkantoran untuk perusahaan akan berubah. “Namun, kita berharap perkantoran akan tetap menjadi bagian utama dari strategi kerja para pebisnis di Asia Pasifik dalam jangka menengah hingga panjang,” kata Couse.
Sementara James Taylor, Head of Research JLL Indonesia mengatakan di Jakarta, dampak paling signifikan dari COVID-19 dalam transaksi baru untuk sewa perkantoran, kemungkinan akan terjadi pada Q2 2020 karena peraturan pemerintah memastikan bahwa sebagian besar bisnis terus berjalan dengan kerja-dari-rumah.
“Namun, kami mengharapkan permintaan ruang kantor akan kembali meningkat setelah krisis terburuk berlalu. COVID-19 telah membuktikan bahwa banyak perusahaan dapat bekerja dari rumah tetapi juga menggarisbawahi perlunya ruang kantor fisik. Dalam beberapa hal, COVID-19 telah mempercepat perubahan pada tempat kerja. ” kata Taylor. (Alex Mulyadi)