Event

Forwapu Gelar Diskusi Publik Pembangunan Jalan Tol dan Jalan di Daerah

Keberadaan jalan tol dan jalan daerah akan semakin memudahkan masyarakat.

JAKARTA, KabarProperti.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan komitmennya untuk terus membangun infrastruktur .

“Salah satunya jalan tol atau jalan daerah demi meningkatkan konektivitas. Dengan konektivitas yang memadahi diharapkan taraf hidup masyarakat Indonesia akan meningkat,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja ketika membuka  diskusi publik bertemakan “Pembangunan Jalan Tol dan Jalan Di Daerah”  di Hotel Grandhika, kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis siang (16/11/2023).

Dikatakannya lagi,  hingga Oktober 2023 panjang jalan tol yang telah beroperasi mencapai 2.816,7 km. Tol ini dikelola oleh 52 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).Saat ini telah dilakukan konstruksi jalan tol sepanjang 600,7 km dan masih akan terus ditambah kedepannya seiring dengan proses lelang beberapa ruas tol.

Meski progres pembangunan jalan tol kian positif, Endra S Atmawidjaya menegaskan bahwa ini belum cukup. “Sebab jika dibandingkan dengan negara lain seperti China dan Korea, pembangunan jalan tol masih kalah jauh. Artinya pencapaian pembangunan jalan baik itu tol atau jalan di daerah masih perlu ditingkatkan kedepannya demi konektivitas yang lebih baik,” jelasnya.

Apa yang sudah kita lakukan dan kita bangun ini belum cukup. Kita masih perlu membangun lebih banyak lagi jalan sebab di PUPR ini diamanatkan dana dari APBN yang bersumber dari pajak yang sangat besar.

Sementara itu Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Unsur Masyarakat, Tulus Abadi mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya menyelesaikan persiapan untuk lelang proyek jalan tol Kediri – Tulungagung sepanjang 44,51 kilometer (km).

BACA JUGA : Semen Merah Putih Menunjukkan Dukungan Kuat terhadap Inisiatif Pembangunan Infrastruktur Pemerintah

Tulus menyatakan keberadaan tol ini nantinya akan semakin memudahkan masyarakat untuk menuju Bandara Dhoho di Kediri Jawa Timur. Dalam waktu dekat Penandatanganan Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) proyek tol ini akan ditaken pada kuartal IV 2023.

“PPJT akan segera ditandatangani, saat ini masih dalam proses. Di akhir tahun ini akam segera dilakukan penandatanganan,” jelasnya.

Dijelaskan Tulus, nilai investasi untuk proyek tol tersebut sebesar Rp10,26 triliun. Selain tol Kediri – Tulungagung, terdapat tiga jalan tol lainnya yang saat ini tengah dalam tahap lelang. Antara lain ada Tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 31,12 km, Tol Sentul Selatan-Karawang Barat sepanjang 61,50 km, dan Tol Gedebage-Tasik-Ciamis (Getaci) sepanjang 108,3 km.

“Dan Bogor-Serpong via Parung sudah ada pemenangnya. Kuartal IV, akhir 2023 ini untuk Bogor-Serpong, dan juga sedang dalam proses lelang Tol Sentul Selatan-Karawang Barat 61,50 km. Ada juga Getaci 108,3 km,” ucapnya.

BACA JUGA : Diperlukan Keseriusan untuk Melanjutkan Pembangunan Jalan Tol dan Jalan Daerah

Sedangkan  Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Lisye Octaviana mengatakan kesiapan Jasa Marga dalam menghadapi momentum libur panjang natal dan tahun baru (Nataru) tahun ini. Diperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan jalan tol pada saat Nataru akan jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Jasa Marga telah melakukan persiapan dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan perjalanan mudik aman dan lancar. Meski tidak sebanyak saat momen mudik lebaran, namun libur panjang Nataru menjadi perhatian pemerintah dan Jasa Marga.

“Jadi ini yang lagi kami diskusikan untuk persiapan rekayasa lalu lintas seperti contraflow bahkan one way dari Jakarta sampai Semarang. Tetapi ini tidak sembarangan untuk dilakukan, kita akan selalu koordinasi dengan Korlantas,” ucap Lisye.

Di tempat yang sama Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk mengatakan komitmennya menerapkan bisnis berkelanjutan dengan terus berupaya menekan emisi gas buang yang berpotensi mencemari lingkungan.

Perusahaan semen dengan brand Merah Putih ini telah melakukan upaya menekan emisi gas buang CO2 dalam proses bisnisnya yaitu melalui pengurangan faktor klinker. Selain itu dilakukan penerapan sistem pemanfaatan kembali limbah panas (SP+AQC), peningkatan efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif untuk produk semen dan turunannya.

“Dari strategi dan penerapan teknologi ini, kami memiliki rangkaian semen Non-OPC yang ramah lingkungan seperti tipe semen portland composite cement (PCC), hydraulic cement dan portland slag cement. Serta terus melakukan terobosan inovasi pengembangan produk pada tipe-tipe semen tersebut” kata Syarif.

Strategi dan inisiatif ini membuat Semen Merah Putih berhasil mengurangi emisi sebesar 8,500-ton CO2 per tahun dengan mengoptimalkan penggunaan energi di operasi optimalisasi ukuran bahan baku tambang. Selain itu, juga berhasil menurunkan emisi sebesar 26,200-ton CO2 dengan menerapkan berbagai langkah dalam pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif.

Semen Merah Putih juga memanfaatkan beberapa material tambahan untuk memodifikasi karakteristik semen dalam memproduksi semen jenis baru seperti semen hidrolis dan semen portland slag.

Hal ini mampu mengurangi emisi sebesar 115 kg CO2 per ton setara semen (cem-eq). Semen Portland Slag, adalah jenis semen yang dibuat dari bahan baku limbah industri baja.

“Kami memberikan dukungan penuh terhadap rencana besar tersebut dengan memfasilitasi konektivitas infrastruktur melalui penyediaan produk semen dan beton berkualitas tinggi yang didukung dengan inovasi berkelanjutan,” pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button