Pusat Perbelanjaan Bangkit dengan Pembaruan Desain dan Konsep
Segmen lifestyle dan entertainment untuk kelas menengah atas semakin berkembang di berbagai titik strategis Jakarta.

JAKARTA, KabarProperti.id – Perusahaan konsultan properti PT Leads Property Services Indonesia melaporkan, mengawali kuartal pertama 2025, Lippo Malls Indonesia memperkenalkan Lippo Mall Nusantara sebagai versi ter-update dari Plaza Semanggi.
Bukan hanya dengan pembaruan desain dan konsep, namun juga pengaturan bauran penyewa ritel yang baru.
“Kiat ini terbukti sukses dalam mengundang para pemain ritel dan juga pengunjung,” ujar Wieke Suhartiwi, Associate Director Retail Services Leads Property.

Selama kuartal 1 – 2025, tercatat terdapat sekitar 8,664 m2 permintaan baru yang didominasi oleh Agora at Thamin Nine dan Puri Indah Mall 2, di mana kedua mal ini tengah gencar mendapatkan penyewa baru sejak masa pembukaan mereka di tahun 2024.
F&B menjadi kategori pendorong pemintaan ritel yang terbesar. Selain itu, kategori yang makin banyak diminati adalah kategori fashion olah raga, terutama untuk kategori sepatu dan perlengkapannya, baik dalam konsep multi-brand (banyak merek di satu toko) maupun single brand (hanya satu merek di satu toko).
BACA JUGA : Leads Property : Apartemen Sewa Kini Menawarkan Masa Sewa yang Lebih Fleksibel
Adapun beberapa brand seperti YN Perfumery, Dr. Specs, Adidas, Decathlon, Oh!Some, Kick Avenue, Christy Ng, Sunnystep, Masshiro & Co, Cow Play Cow Moo dan Pop Mart ikut meramaikan pasar ritel di kuartal yang bersangkutan.
Menurut Leads Property, memasuki 2025, para pengembang (khususnya pemilik mal yang berperforma di atas rata – rata), kembali melakukan penyesuaian tarif tahunan, sehingga terlihat kenaikan harga rental yang cukup signifikan baik untuk kawasan CBD dan luar-CBD.
Untuk Kawasan CBD Jakarta, terpantau harga sewa rata -rata menjadi Rp 586,100,- per m2 per bulan atau meningkat sekitar 1,7% dari kuartal sebelumnya.
Sementara, untuk luar CBD, harga rata -rata sewa tercatat sebesar Rp.416,900,- per m2 per bulan atau meningkat 3,3% dari kuartal sebelumnya.
“Kenaikan ini lebih banyak dipacu oleh dinamika okupansi dimana terjadi kenaikan okupansi pada mal – mal tertentu,” ujar Wieke Suhartiwi.
Kedepannya, Jakarta masih menunggu kehadiran Shopping Mall at Menara Jakarta dan Lippo Mall Eastside at Holland Village yang akan meramaikan pasar ritel untuk kawasan pusat Jakarta.
F&B, baik restoran, café, maupun grab-and-go, masih memimpin pasar ritel Jakarta. Banyak nama baru dengan konsep unik bermunculan, tidak hanya di shopping mall tapi juga dalam bentuk stand-alone di kawasan seperti Menteng, Kemang, Senopati, Gunawarman, Pantai Indah Kapuk dan, Puri Indah.
“Segmen litestyle dan entertainment untuk kelas menengah atas semakin berkembang di berbagai titik strategis Jakarta, seperti SCBD, PIK, Kemang, dan Puri Indah,” ujar Wieke Suhartiwi.
Berbeda dengan tren sebelumnya yang terpusat di shopping mall, kini banyak brand premium lifestyle mengadopsi konsep stand-alone untuk menciptakan pengalaman yang lebih eksklusit dan destination-focused.
Kategori sport fashion terus mencatat pertumbuhan yang solid di berbagai pusat perbelanjaan. Produk seperti sepatu olahraga dan apparel sport menjadi magnet baru yang menarik konsumen, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup aktif dan tren athleisure.
“Tren wholesale supermarket semakin bergeser ke online shopping. Supermarket yang akan bertahan adalah yang fokus menyediakan produk impor dan barang segar (fresh goods),” kata Wieke Suhartiwi.
BACA JUGA: Leads Property : Pengembangan Kawasan Industri Bergeser ke Timur Jakarta hingga Jawa Tengah
Lebih lanjut Wieke Suhartiwi mengatakan, semakin banyak shopping mall melakukan perubahan konsep dan peremajaan untuk bertahan dalam kompetisi dengan mal yang lebih baru dan established.
Shopping mall yang terintegrasi dengan sarana transportasi umum diproyeksikan akan semakin diminati pengunjung, berpotensi menaikkan tingkat hunian.
Konsep lokasi olahraga seperti padel, bulutangkis, golf, billiard, yoga, beauty clinic, dan lain-lain akan terus berkembang, berpotensi dikembangkan berdampingan dengan area ritel F&B berupa café atau restoran.
Bermunculan luxury brands lintas generasi, membuat perbelanjaan barang mewah tidak lagi didominasi Generasi X, tapi jugamelibatkan Generasi Milenial, Generasi Z, dan bahkan Generasi Alpha.




