Market

Pasar Hotel Jakarta Kuartal III 2025 Stabil, Leads Property Prediksi Tren Baru di 2026

Pasar hotel Jakarta tetap menjanjikan, namun pemain harus adaptif terhadap perubahan tren konsumen dan model pengembangan baru.

JAKARTA, KabarProperti.id — Pasar hotel di Jakarta pada kuartal III 2025 menunjukkan pergerakan yang cenderung stabil, meski tekanan terhadap tingkat hunian dan penyesuaian tarif masih terjadi.

Hal tersebut disampaikan oleh Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property, dalam laporan terbaru mengenai kinerja dan proyeksi pasar hotel saat Media Briefing Q3 2025, Kamis (20/11) di Jakarta.

Pasokan Kamar Hotel Jakarta Capai 56,9 Ribu Unit

Leads Property mencatat total pasokan kamar hotel di Kota Jakarta telah mencapai 56,9 ribu unit, dengan konsentrasi terbesar berada di Jakarta Pusat dan kawasan CBD.

BACA JUGA : Pasar Perkantoran Jakarta Masih Tertekan di 2025, Diprediksi Lebih Sehat di 2026

Kontribusi pasokan berdasarkan kelas hotel yakni hotel bintang 3 sebesar 37% dengan Average Daily Rate (ADR) Rp 565 ribu per malam, hotel bintang 4 sebesar 34% dengan ADR Rp 733 ribu per malam, hotel bintang 5 sebesar 29% dengan ADR Rp 2,4 juta per malam.

Pada kuartal III 2025, terdapat 76 kamar baru yang masuk ke pasar, sebagian berasal dari hotel yang melakukan rebranding dan sebagian merupakan hotel baru.

Tingkat Hunian 63%, Tarif Hotel Turun 2,6%

Rata-rata tingkat hunian hotel di Jakarta pada kuartal ini mencapai 63%. Menurut Martin Samuel Hutapea, tingkat hunian memang menunjukkan perbaikan dibanding tahun sebelumnya, namun peningkatannya tidak setinggi periode 2023–2024.

Dari sisi harga, ADR hotel mengalami penurunan 2,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 1,55 juta per malam. Penurunan ini dipicu oleh melemahnya tingkat okupansi serta penyesuaian tarif di beberapa kategori hotel.

Menjelang akhir tahun, pasar diperkirakan akan menerima tambahan pasokan sekitar 325 kamar baru.

Outlook 2026: Pasokan Hotel Meningkat, Tren Baru di Segmen Premium

Dalam outlook pasar hotel 2026, Leads Property memproyeksikan sejumlah perubahan strategi dan arah pertumbuhan, baik di dalam maupun di luar kawasan CBD.

Pertama, Ruang Kosong di Luar CBD Berpotensi Berubah Fungsi. Menurut Martin, sejumlah ruang komersial maupun unit kondominium yang belum terhuni di luar CBD diprediksi akan difungsikan sebagai hotel atau apartemen sewa. Adaptasi ini menjadi solusi pemilik properti untuk memaksimalkan utilisasi ruang.

Kedua, Pemain Lokal Hotel Bintang 5 Beralih ke Konsep Resort. Untuk hotel bintang 5, pemain lokal diproyeksikan semakin bergeser ke konsep resort hotel khususnya di kawasan wisata, dibandingkan membangun business hotel di pusat kota. Pergeseran ini mengikuti peningkatan permintaan pasar leisure yang terus tumbuh.

BACA JUGA : Pasar Rumah Tapak Jabodetabek Diprediksi Menguat di 2026

Ketiga, Fokus Pengembangan Hotel Baru Kelas Menengah. Proyeksi Leads Property menunjukkan bahwa pengembangan hotel stand-alone di Jakarta ke depan akan lebih fokus pada hotel bintang 3, sementara pembangunan hotel bintang 4 dan 5 akan lebih banyak hadir sebagai bagian dari mixed-use development, terutama di CBD.

Hotel-hotel premium tersebut berfungsi sebagai fasilitas penunjang guna meningkatkan daya tarik dan nilai jual proyek.

Keempat, Lonjakan Hotel Upper-Upscale dan Luxury. Pada 2026, pasar diperkirakan kedatangan lebih banyak hotel upper-upscale dan luxury (bintang 5), baik di Jakarta maupun Bali. Beberapa brand internasional yang direncanakan masuk antara lain Andaz dan Waldorf Astoria.

Indikator Pasar Hotel 2026

Leads Property memperkirakan tren hotel pada 2026 antara lain pasokan kumulatif meningkat sekitar 572 kamar (termasuk Park Royal, Jakarta Gelora Marriott, Max One), tingkat hunian stabil di 63–64%, dan ADR stabil di kisaran Rp 1,5 – 1,6 juta.

Martin Samuel Hutapea menegaskan bahwa pasar hotel Jakarta akan memasuki fase transformasi signifikan pada 2026. Perubahan perilaku wisatawan, pergeseran konsep hotel premium, serta pemanfaatan ruang komersial yang lebih adaptif menjadi pendorong utama dinamika tersebut.

“Pasar hotel Jakarta tetap menjanjikan, namun pemain harus adaptif terhadap perubahan tren konsumen dan model pengembangan baru, terutama di segmen mid-scale dan luxury,” ujarnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button