Leads Property : Pasar Apartemen Sewa Jakarta Menguat, Hunian Diprediksi Naik
Pasar apartemen sewa Jakarta diperkirakan tetap solid hingga 2026.

JAKARTA, KabarProperti.id – Pasar apartemen sewa di Jakarta terus menunjukkan dinamika positif memasuki akhir 2025 dan menuju 2026. Berdasarkan laporan terbaru Leads Property, kebutuhan hunian sewa—terutama oleh ekspatriat—mendorong meningkatnya tingkat hunian dan memperkuat stabilitas harga di berbagai kawasan ibu kota.
Hal ini diungkapkan oleh Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property saat Media Briefing Q3 2025, Kamis (20/11) di Jakarta.
Pasokan Apartemen Sewa Jakarta Mencapai 11 Ribu Unit
Martin menjelaskan bahwa total pasokan apartemen sewa di Jakarta telah mencapai 11 ribu unit, tersebar di kawasan CBD sebanyak 47% dan Outside CBD sebanyak 53%. Sepanjang kuartal III 2025, terdapat penambahan 326 unit pasokan baru, dengan 47% di antaranya merupakan tipe studio.
BACA JUGA : Permintaan Gudang dan Pabrik Melonjak, 2026 jadi Tahun Penting Bagi Properti Industrial Indonesia
Hingga akhir 2025, diperkirakan tambahan pasokan baru akan mencapai 200 unit lagi dari beberapa proyek yang sedang dalam tahap penyelesaian.
Tingkat Hunian Menguat, Harga Sewa Tetap Stabil
Leads Property mencatat rata-rata tingkat hunian apartemen sewa di Jakarta berada di 63,3%, dengan proyeksi menuju 65–66% pada 2026.
Di sisi harga sewa, pasar masih berada pada tren stabil di kisaran USD 19–20 per m² per bulan, mencerminkan permintaan yang tetap tinggi dan pasokan yang terkendali.
Martin menyebutkan bahwa stabilnya anggaran perusahaan bagi ekspatriat turut menjaga pergerakan harga sewa tetap konsisten. “Ekspatriat kini lebih selektif dan cenderung memilih apartemen dengan fasilitas lengkap yang sesuai alokasi budget mereka,” jelasnya.
Apartemen Servis vs Non-Servis
Dalam laporannya, Leads Property membagi pasar menjadi dua segmen utama. Pertama, Apartemen Servis. Kontribusi pasokan ±76%, rata-rata tingkat hunian: ±66%, harga sewa rata-rata: USD 21,6 per m² / bulan.
Kedua, Apartemen Non-Servis. Kontribusi pasokan: ±24%, rata-rata tingkat hunian: ±54%, dan harga sewa rata-rata USD 12,5 per m² / bulan.
BACA JUGA : Pasar Rumah Tapak Jabodetabek Diprediksi Menguat di 2026
Martin menambahkan bahwa keberadaan apartemen servis masih mendominasi karena fasilitas hotel, layanan housekeeping, dan lokasi yang dekat dengan pusat perkantoran maupun sekolah internasional, sehingga diminati ekspatriat jangka panjang maupun jangka pendek.
Outlook 2026: Fleksibilitas Masa Sewa dan Perluasan Lokasi
Menghadapi 2026, Leads Property menyebut ada beberapa tren utama yang akan membentuk pasar apartemen sewa Jakarta, antara lain Masa Sewa Semakin Fleksibel. Durasi kerja ekspatriat yang makin pendek mendorong permintaan sewa fleksibel—mulai dari tahunan, bulanan, hingga harian.
Model sewa harian juga dimanfaatkan untuk menyasar wisatawan domestik.
Lalu Selektivitas Ekspatriat Meningkat
Dengan budget perusahaan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, ekspatriat kini lebih memilih apartemen dengan fasilitas lengkap, keamanan tinggi, dan lokasi strategis.
Kemudian, Minat Tinggi pada Area Dekat Perkantoran dan Sekolah Internasional
Apartemen yang terletak dekat pusat bisnis, pusat hiburan, kawasan perhotelan, hingga pemukiman dengan komunitas ekspatriat tetap menjadi favorit.
Selanjutnya, Ekspansi Pasar ke Kawasan Penyangga. Permintaan hunian sewa tidak lagi terpusat di Jakarta saja. Kawasan seperti PIK, Bekasi, dan Cikarang mulai berkembang untuk memenuhi kebutuhan ekspatriat di kawasan industri dan area bisnis yang tumbuh pesat di luar pusat kota.
Pasar apartemen sewa Jakarta diperkirakan tetap solid hingga 2026, ditopang oleh permintaan kuat dari ekspatriat, stabilitas harga sewa, serta perluasan kawasan hunian baru.
Menurut Martin Samuel Hutapea, kondisi ini akan mendorong persaingan yang lebih sehat sekaligus meningkatkan kualitas produk hunian sewa di wilayah Jabodetabek.




