Top Human Capital Awards 2025: Menjadikan HCMS sebagai Pendorong Bisnis
Bukan sekadar penghargaan, tetapi merupakan wadah pembelajaran, benchmarking, dan pengembangan berkelanjutan dalam implementasi human capital management system (HCMS).

JAKARTA, KabarProperti.id – Sejumlah perusahaan terkemuka dari berbagai sektor industri, menerima penghargaan Top Human Capital Awards 2025, di Hotel Raffles Jakarta, 4 November 2025.
“Tema untuk tahun ini adalah: The Role of Talent Mobility and HCMS as Strategic Business Partner,” kata Ketua Penyelenggara Top Human Capital Awards 2025, M. Lutfi Handayani, di Jakarta (4/11/2025).
Digelar Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga, acara tersebut dihadiri 400-an orang dari berbagai kalangan. Asal mereka adalah perwakilan perusahaan penerima penghargaan itu, konsultan/pengamat bisnis, media massa, dan lain-lain.
Adapun lembaga tersebut antara lain LKN Astacita, Sinergi Daya Prima, SGL Management, Dwika Consulting, Melani K. Harriman and Associate, Solusi Kinerja Bisnis, serta beberapa staf pengajar dari Universitas Indonesia dan Univesitas Padjadjaran.
Sedangkan beberapa nama perusahaan terkemuka penerima penghargaan tersebut adalah: Great Giant foods; PLN Enjiniring; PLN Nusa Daya; Pupuk Iskandar Muda; Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam); RedDoorz; Bank BTN; Lintasarta; Hakaaston.
Lalu, ada nama berikut ini: Merry Riana Edukasi; TechConnect; Transportasi Gas Indonesia; Pertamina Maintenance and Construction; Waskita Karya; PGAS Solution; URC Indonesia; Mayapada Healthcare Group; Elnusa Petrofin.
Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness, mengatakan bahwa ajang ini bukan sekadar penghargaan, tetapi merupakan wadah pembelajaran, benchmarking, dan pengembangan berkelanjutan dalam implementasi human capital management system (HCMS).
“Melalui kegiatan ini, kita bersama-sama mendorong peran strategis fungsi human capital sebagai business partner, yang mampu memerkuat daya saing dan keberlanjutan bisnis perusahaan,” kata M. Lutfi.
Ada beberapa keunggulan Top Human Capital Awards 2025. Pertama, proses penilaian yang obyektif dan akuntabel: penilaian dilakukan secara obyektif dan independen oleh Dewan Juri yang terdiri dari akademisi, praktisi, dan konsultan berpengalaman. Setiap peserta dinilai berdasarkan data, wawancara, dan bukti implementasi nyata.
Adapun proses penilaian dan pendalaman keberhasilan HCMS dilakukan melalui kegiatan wawancara penjurian di 20 Agustus – 31 Oktober 2025.
BACA JUGA : TOP CSR Awards 2024: Inovasi CSR & ESG demi Bisnis Bekelanjutan
Kedua, ada aspek pembelajaran dan nilai tambah yang nyata. Keunggulan lain adalah adanya sesi nilai tambah dalam tahap wawancara penjurian, di mana Dewan Juri memberikan masukan dan insight agar sistem HCMS peserta semakin selaras dengan strategi bisnis.
Ketiga, ajang yang prestisius dan membanggakan. Dengan kredibilitas penyelenggara, kualitas Dewan Juri, serta cakupan peserta lintas sektor industri, ajang ini telah menjadi penghargaan yang membanggakan dan berkelas nasional.
“Kesempatan pembelajaran antar perusahaan pun terjadi melalui forum webinar dan sesi berbagi pengalaman. Adapun webinar tersebut telah diselenggarakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2025,” M. Lutfi menambahkan.
Tahun 2025 ini, sebanyak 133 perusahaan mengikuti seluruh tahapan penilaian secara lengkap—meningkat sekitar 29% dibanding tahun 2024. “Peningkatan ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran perusahaan di Indonesia akan pentingnya peran human capital sebagai strategic business partner,” kata M. Lutfi lagi.
Dalam acara puncak Top Human Capital Awards 2025 tersebut, ada pula acara penandatanganan nota kesepahaman antara MSI Institute (lembaga di bawah MSI Group yang merupakan penerbit Majalah TopBusiness) dengan LSP Manajemen SDM Kompeten Indonesia; LSP LPK InsCinema; Sampoerna University.
Hadir untuk menandatangani adalah Direktur Utama MSI Institute M. Lutfi Handayani; Irwan Raharja dari LSP Manajemen SDM Kompeten Indonesia; Elpriadi S. dari LSP LPK InsCinema; Rektor Sampoerna University Dr. Wahdi Salasi April Yudi.
Sambutan Menteri Ketenagakerjaan
Dalam acara tersebut, Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, menyampaikan sejumlah pesan. Menurut dia, pada masa mendatang, ketenagakerjaan di Indonesia sangat perlu berbicara tentang masa depan.
“Seperti kita ketahui, kini muncul pula aspek meaningfull work, AI (artificial intelligence), personal growth, dan lain-lain, dalam dunia kerja,” kata menteri tersebut saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker).
BACA JUGA : Sejumlah Perusahaan Terkemuka Raih Top GRC Awards 2025
Semua hal itu penting karena ada tantangan ke depan. Lanskap ketenagakerjaan berubah oleh adanya AI; sejumlah tuntutan demografi; dan green transition sustainibility.
Dalam hal tren demografi, kelompok Milenial dan Gen Z kini mendominasi dunia kerja di Indonesia. Porsi mereka sebesar 58,7% dari total angkatan kerja di Indonesia. Karakter mereka berbeda dengan generasi yang sebelumnya.
“Nah, tantangan future of work dan karakter Milenial dan Gen Z, itu mendorong pentingnya people centric organization [dalam dunia ketenagakerjaan],” kata Menteri Yassierli.
Adapun Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Merry Riana, mengatakan bahwa dunia usaha akan berhubungan dengan banyak generasi. Termasuk di situ adalah generasi yang lebih muda seperti Milenial dan Gen Alfa. “Bagaimana cara agar kita bisa relate dengan mereka, itu sangatlah penting,” kata dia.
Cara generasi muda dalam berpikir, mengambil keputusan hidup, dan lain-lain, sangat berbeda. “Walau begitu, tentu ada persamaan. Dan cara terefektif menggerakkan mereka adalah dengan membangkitkan energi,” kata Merry.
Dari situ, ia menambahkan, seorang pemimpin bisnis harus menciptakan energi dengan terus bergerak.”Semua hal, termasuk transformasi bisnis, memerlukan energi. Dan energi besar akan menghasilkan rezeki besar,” kata dia.
Metode Penilaian
Ketua Dewan Juri Top Human Capital Awards 2025, Budi W. Soetjipto, Phd., mengatakan bahwa tema tahun ini, The Role of Talent Mobility and HCMS as Strategic Business Partner, menegaskan pentingnya sinergi antara mobilitas talenta dan sistem manajemen SDM untuk mendorong daya saing perusahaan.
Talent mobility tidak hanya berarti perpindahan pegawai lintas fungsi atau unit, tetapi juga mencerminkan kemampuan organisasi untuk mengelola potensi terbaik karyawannya—menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, pada waktu yang tepat.
Dengan dukungan HCMS yang kuat, mobilitas talenta dapat menjadi motor penggerak inovasi, memercepat proses transformasi, serta memastikan kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan strategi bisnis.
Melalui peran strategis ini, HCMS tidak lagi sekadar fungsi administratif, melainkan menjadi mitra utama dalam pengambilan keputusan bisnis. “Pendekatan ini akan menghasilkan organisasi yang adaptif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kinerja tinggi,” kata Budi yang juga pengajar di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu.
Budi mengatakan, proses penilaian dan penetapan penerima penghargaan Top Human Capital Awards 2025, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Proses penilaian Top Human Capital Awards diawali dengan penyebaran undangan wawancara penjurian ke perusahaan yang dinilai memiliki HCMS yang baik. Daftar perusahaan tersebut, diperoleh dari rekomendasi para pakar dan konsultan HCMS, serta dari riset yang dilakukan dari berbagai media.
Dalam wawancara penjurian, Dewan Juri melakukan pendalaman atas keberhasilan HCMS yang telah dilakukan.
Dewan Juri juga mengapresiasi Direktur Utama dan Direktur Human Capital yang hadir dalam wawancara penjurian. Karena hal ini juga menunjukkan tingginya komitmen top level management, dalam hal implementasi HCMS.
Penentuan pemenang/penerima penghargaan dilakukan secara kolektif dalam Sidang Pleno Dewan Juri, dengan penilaian yang lebih ditekankan pada kriteria berupa:
Pertama, adanya keselarasan HCMS dengan strategi pertumbuhan bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Kedua, adanya HCMS yang dijalankan dengan baik.
BACA JUGA : TOP CSR Awards 2025, Mendorong Bisnis Berkelanjutan Via CSR
Dan ketiga, adanya human capital initiatives yang inovatif atau yang layak direkomendasikan ke organisasi/perusahaan lain.
Ketiga hal tersebut tentu dikaitkan dengan ouput kinerja bisnis perusahaan.
Dewan Juri berwenang membatalkan atau mencabut penghargaan yang diterima peserta, jika di kemudian hari, ditemukan adanya permasalahan hukum terutama yang berkekuatan hukum tetap, atau permasalahan lain yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip HCMS di perusahaan peserta.
Klasifikasi kategori penghargaan didasarkan pada pencapaian level Bintang (Stars), dari Bintang 1 (atau yang terendah) hingga Bintang 5 (atau yang tertinggi).
Semakin tinggi level bintangnya, maka semakin baik keselarasan HCMS dengan Strategi Bisnis Perusahaan, dan makin inovatif HCMS yang dikembangkan untuk mendukung agar kinerja bisnis perusahaan terus tumbuh berkelanjutan.
Kata Budi lagi, untuk mendapatkan penghargaan Level Bintang 5 atau yang tertinggi, Dewan Juri menerapkan tambahan kriteria yang cukup ketat. Tidak hanya kriteria keselarasan dan inovasi HCMS saja, namun juga harus ada aspek-aspek/ hal-hal yang terkait HCMS, yang dapat dijadikan contoh, atau dapat menjadi benchmark bagi perusahaan lain.
“Jadi intinya adalah, dalam hal-hal tertentu, HCMS Level Bintang 5, dapat dijadikan benchmark bagi perusahaan-perusahaan lainnya.”
Dalam kegiatan ini, Dewan Juri juga mengapresiasi dan memberikan penghargaan khusus kepada Presiden Direktur dengan kategori The Most Committed Top Leader on Human Capital 2025, serta kategori The High Performing Human Capital Director 2025 untuk Dewan Komisaris.
Dan kategori The High Performing Human Capital Manager 2025 untuk Corporate Secretary, yang dinilai telah berperan dan berkontribusi besar dalam peningkatan implementasi HCMS di perusahaannya.
Beberapa temuan penting pun dijelaskan oleh Budi.
1. Integrasikan Talent Mobility dengan Strategi Bisnis
Perusahaan diharapkan tidak memandang talent mobility hanya sebagai mekanisme rotasi pegawai, tetapi sebagai bagian dari strategi pengembangan organisasi.
Mobilitas talenta perlu dirancang untuk mendukung prioritas bisnis dan memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang tepat di posisi strategis.
2. Jadikan HCMS sebagai Enabler Transformasi Bisnis
HCMS hendaknya tidak hanya berfungsi administratif, tetapi menjadi sistem terpadu yang mendukung pengambilan keputusan strategis berbasis data.
3. Perkuat Peran Human Capital sebagai Strategic Business Partner
Fungsi human capital perlu lebih proaktif dalam memahami dinamika bisnis, risiko industri, dan arah strategi perusahaan.
Departemen HC sebaiknya duduk sejajar dengan manajemen puncak dalam pengambilan keputusan bisnis strategis, serta mampu memberikan rekomendasi berbasis data SDM yang mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan.
4. Kembangkan Budaya Talent Agility dan Collaborative Leadership
Agar talent mobility berjalan efektif, perusahaan perlu membangun budaya organisasi yang mendorong keterbukaan, kolaborasi lintas fungsi, dan pembelajaran berkelanjutan.
5. Manfaatkan Teknologi Digital untuk Optimalisasi Human Capital
Digitalisasi HCMS menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan SDM.
6. Fokus pada Kesiapan dan Pengembangan Talenta Masa Depan
Perusahaan perlu menyiapkan future skills framework yang selaras dengan arah transformasi bisnis dan perkembangan teknologi.
7. Bangun Kepemimpinan yang Menginspirasi
Keberhasilan penerapan HCMS sangat bergantung pada tone at the top.
Pemimpin di setiap level harus menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai human capital yang berorientasi pada kinerja, inovasi, dan kolaborasi.
Kepemimpinan yang visioner dan humanis akan memerkuat budaya organisasi yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
“Melalui penerapan talent mobility dan HCMS yang sinergis dan berorientasi strategis, perusahaan akan mampu menciptakan organisasi yang lincah (agile), adaptif, serta berkelanjutan,” tutup Budi.




